Mohon tunggu...
The Story I Want to Tell...
The Story I Want to Tell... Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Pemerhati

Puisi, surat, cerita, dan syair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ocehan Malam

28 Januari 2016   16:20 Diperbarui: 28 Januari 2016   16:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Obrolan Jakarta malam hari memang tiada habisnya. Macet. Macet. Macet. Macet. Macet. Dan seterusnya macet. Laiknya sebuah otak orang-orang yang tidur beralaskan kardus atau tikar atau koran di bawah jembatan Kampung Melayu--Kuningan itu. Seperti penjaja tubuh murahan di jalanan Jatinegara yang sejak siang bolong pun sudah diobral. Seperti juga penjual kondom dan obat kuat yang setiap malam selalu muncul seperti kodok di musim hujan. Ada juga penjual nasi goreng keliling yang harus bersaing dengan penjual nasi goreng lainnya demi mendapat pembeli. Mengapa tidak saling membeli saja, sih? Win-win solution?

Pukul sepuluh malam, deru motor masih juga terdengar. Lalu mendaratlah bus pengangkut manusia-manusia macet dengan segudang harapan tanpa tahu apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan harapan itu. Tanpa tahu ke mana mereka akan tidur, selain di kolong jembatan, beralaskan koran, beralaskan tikar, malu untuk pulang kembali.

 

Kampung Melayu, Januari 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun