Kurangnya pemahaman menyeluruh di tim lintas fungsi.
Ketergantungan pada teknologi lama yang sulit diintegrasikan.
Resistensi terhadap perubahan budaya kerja, terutama di organisasi yang sudah lama berdiri.
Namun, saya percaya bahwa tantangan ini bisa diatasi dengan pelatihan berkelanjutan, komunikasi yang terbuka, dan keberanian untuk berubah.
Relevansi bagi Mahasiswa dan Pemula
Bagi teman-teman mahasiswa, khususnya yang masih duduk di semester empat seperti yang membaca tulisan ini, mungkin pendekatan DevOps atau Software Engineering Operations terasa berat. Tapi percayalah, ini adalah kenyataan industri yang akan kalian hadapi setelah lulus nanti.
Mulailah mengenal konsep dasar seperti version control (Git), CI/CD, dan unit testing. Pelajari bagaimana tim pengembang bekerja secara kolaboratif, dan biasakan diri dengan tools seperti Jenkins, GitHub Actions, atau Docker meski hanya lewat project kecil.
Percayalah, lulusan yang sudah mengenal dunia operasi perangkat lunak modern akan jauh lebih siap bersaing di dunia kerja.
***
Di era digital saat ini, kecepatan saja tidak cukup. Perangkat lunak harus cepat, tapi juga andal, aman, dan nyaman digunakan. Inilah mengapa Software Engineering Operations menjadi tulang punggung dari transformasi digital di berbagai sektor.
Pendekatan ini menggabungkan keunggulan teknis dan budaya kerja yang progresif. Dan sebagai seseorang yang mengikuti dunia TI dari dekat, saya bisa mengatakan: masa depan pengembangan perangkat lunak ada di sini.
Jadi, jika kalian ingin menapaki karier di dunia software engineering, mulailah dari memahami bahwa operasi bukan sekadar bagian akhir dari proyek---ia adalah proses yang hidup, tumbuh, dan menentukan keberhasilan produk digital yang kita bangun bersama.
Referensi