Jangan heran kalau banyak pasangan bubar justru setelah beberapa tahun, bukan di awal-awal. Soalnya di tahun pertama masih ada euforia. Tahun ketiga, keempat, mulai ketahuan asli-aslinya. Di situlah "imun rumah tangga" diuji beneran.
7. Transparansi Dompet: Suami Terbuka Soal Penghasilan, Istri Terbuka Soal Pengeluaran
Satu hal yang sering bikin rumah tangga tegang itu bukan mertua, bukan juga masalah ranjang, tapi duit. Banyak suami yang penghasilannya disembunyiin kayak rahasia negara, dan banyak istri yang pengeluarannya misterius kayak data intelijen.
Padahal, kalau dua-duanya jujur, hidup bisa lebih enteng. Suami ngomong terus terang: "Gajiku segini, bonus belum tentu, cicilan masih panjang." Istri juga blak-blakan: "Pengeluaran bulanan segini, sisanya buat jajan cilok sama skincare."
Kalau semuanya jelas, rumah tangga bisa kayak warung kecil yang sehat---meski untungnya tipis, tapi nggak ada manipulasi laporan keuangan. Karena serius, Bro, duit itu kayak darah: kalau ngalirnya lancar, badan sehat; kalau mampet atau disembunyiin, siap-siap kena stroke hubungan.
8. Rabiul Awal Bukan Sekadar Bulan Kawin
Karena bulan ini banyak banget orang nikah, anggap aja ini bulan latihan bersama. Kalau di kampung ada lima pasangan baru, berarti ada lima rumah tangga baru yang harus belajar bareng: gimana caranya nggak jadi Tuan Besar atau Tuan Putri, gimana bikin rumah tangga tahan banting.
Bayangin kalau semua pasangan baru serius nerapin itu, mungkin kita bakal punya generasi rumah tangga yang lebih sehat: nggak gampang rapuh, nggak gampang tergoda, dan nggak gampang drama.
Penutup: Jadi Partner, Bukan Penguasa
Jadi, nasihat singkat buat para pengantin baru di bulan penuh undangan ini: jangan terjebak ingin dirajakan atau diratukan. Jangan lengah sama virus perselingkuhan. Jangan merasa steril.
Cukup jadi partner yang siap jungkir balik bareng. Dari urusan tagihan listrik sampai mimpi besar. Dari dapur sampai ranjang. Dari cekcok kecil sampai rencana panjang.