Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menggagas Nasionalisasi Pertanian

4 Agustus 2025   11:54 Diperbarui: 4 Agustus 2025   11:54 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kedaulatan Pangan dalam Genggaman Negara: Reorientasi Radikal Pertanian Indonesia Menuju Model Kolektif Berbasis Keadilan dan Efisiensi

Abstrak:

Ketahanan pangan Indonesia menghadapi tantangan struktural serius: fragmentasi kepemilikan lahan, menurunnya antusiasme petani, stagnasi produktivitas, serta meningkatnya ketergantungan pada impor beras. Berbeda dengan pendekatan liberal yang mengandalkan pasar bebas dan korporasi, makalah ini mengajukan solusi radikal berupa pengambilalihan sektor pertanian oleh negara, melalui pendirian sistem pertanian kolektif nasional berbasis efisiensi skala dan jaminan kesejahteraan petani. Dengan mengkaji perbandingan kebijakan pertanian antara Indonesia, Vietnam, dan RRT, serta data produksi, impor, dan kesejahteraan petani dari tahun 2020--2024, esai ini menunjukkan bahwa intervensi penuh negara tidak hanya realistis, tetapi juga mendesak untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan dan adil. Paper ini menawarkan skema kelembagaan dan kerangka implementasi nasionalisasi pertanian yang berpijak pada prinsip keadilan sosial, efisiensi teknologi, dan ketahanan nasional.

Latar Belakang Utama:

Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia, namun ironisnya masih bergantung pada impor beras setiap tahunnya. Fragmentasi kepemilikan lahan menyebabkan rendahnya produktivitas dan efisiensi, sementara petani mengalami penurunan kesejahteraan akibat fluktuasi harga gabah, biaya produksi tinggi, dan lemahnya intervensi negara. Di sisi lain, negara-negara seperti RRT dan Vietnam berhasil meningkatkan produktivitas melalui pendekatan sistematis: Vietnam melalui kontrol negara atas produksi dan distribusi, dan RRT dengan pengelolaan korporasi besar atas lahan sewa petani.

Dinamika ini menuntut Indonesia untuk berpikir ulang secara mendalam tentang model pengelolaan pertanian nasional. Jika pendekatan pasar terus dipertahankan, ketahanan pangan akan terus terancam dan profesi petani akan kian ditinggalkan. Sudah saatnya negara tidak sekadar menjadi regulator, tetapi pelaku utama dalam mengelola sektor pangan strategis nasional secara langsung dan progresif.

Outline Esai:

BAB I -- Pendahuluan

Latar belakang dan urgensi

Rumusan masalah

Tujuan penulisan

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun