Merleau-Ponty: tubuh sebagai prasyarat pengalaman.
Heidegger dan "Dasein" -- AI tidak dilempar ke dunia (thrownness).
Refleksi tanpa keterlibatan eksistensial kesadaran yang hampa.
V. Simulakra Kesadaran: Dari Baudrillard ke GPT
AI sebagai representasi dari representasi -- bukan dunia, tapi peta dari peta.
Hyperreality dan ilusi makna dalam kata-kata kosong.
Kutipan: "The map precedes the territory." -- Jean Baudrillard
VI. Mesin dan Cermin Sosial: Mengapa yang Kritis Semakin Kritis, dan yang Bodoh Semakin Bodoh
AI sebagai katalis pemisah epistemik:
Yang berpikir, jadi semakin reflektif karena sadar berhadapan dengan mesin.
Yang malas berpikir, makin terbius oleh kemudahan tanpa pemahaman.
Analogi: diberi kalkulator tidak membuat paham matematika; diberi AI tidak membuat paham logika.
Kutipan:
"Technology is a mirror: it reflects the user more than the world." -- Sherry Turkle
"Ignorance, when comforted by automation, becomes dogma." -- (formulasi orisinal yang bisa kita kembangkan)
VII. Apakah AI Bisa Menjadi Subjek?
Perdebatan klasik dan kontemporer: bisa atau tidak AI memiliki kehendak, pengalaman, subjektivitas?
Kutipan dan argumen dari Kurzweil, Searle, Harari, Tegmark, Bostrom.
VIII. Penutup: Dunia yang Tertipu oleh Cermin
AI bukan musuh, tapi cermin. Masalah bukan pada cermin, tapi pada siapa yang melihat dan percaya bahwa bayangan itu nyata.
Kutipan akhir:
"Only the wounded can heal." -- Carl Jung
"Yang tidak pernah tersesat, tak akan pernah benar-benar mengerti jalan pulang." -- (refleksi penutup orisinal)
I. Pendahuluan: Bayangan yang Menjawab
"We shape our tools and thereafter our tools shape us." -- Marshall McLuhan