Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Indonesia Menghadapi Disrupsi AI Tanpa Pemimpin Visioner

24 Mei 2025   16:50 Diperbarui: 24 Mei 2025   16:50 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika teknologi adalah obor zaman, maka manusia adalah penjaganya. Namun Indonesia tengah menghadapi paradoks: populasi muda melimpah, tapi regenerasi talenta AI masih berjalan lambat dan eksklusif. Narasi yang dibutuhkan bukan hanya soal mengisi lowongan, tapi membangun peradaban berbasis talenta rakyat---AI bukan untuk elit digital semata, tetapi untuk anak-anak dari gang sempit, kampung laut, dan lereng gunung.

A. Realita Kesenjangan Talenta AI

Menurut Oxford AI Readiness Index (2023), Indonesia berada di peringkat 71 dari 193 negara. Sementara itu, laporan WEF Future of Jobs (2023) menyebut bahwa Indonesia kekurangan lebih dari 9 juta talenta digital pada 2030, sebagian besar di bidang AI dan data science.

Kesenjangan ini bukan hanya soal akses internet, tetapi:

Minimnya kurikulum AI di pendidikan dasar dan menengah.

Sentralisasi pelatihan pada kota-kota besar.

Mahalnya akses ke pelatihan AI privat dan sertifikasi global.

Akibatnya, hanya segelintir yang "berhak" bermimpi jadi inovator AI, sedangkan sisanya hanya menjadi pasar dan korban otomatisasi.

B. Pendidikan AI dari Bawah: Rakyat sebagai Subjek, Bukan Objek

Narasi baru harus menggeser logika charity-based ke agency-based:

"Bukan rakyat yang menyesuaikan AI, tapi AI yang dibentuk oleh imajinasi rakyat."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun