2. Ikhtiar dan Tanggung Jawab Moral: Syed Muhammad Naquib al-Attas
Syed Muhammad Naquib al-Attas, dalam kerangka filsafat Islam yang tajam, menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang "berilmu" dan "beradab", dan karena itulah ia diberi amanah untuk memilih. Konsep ikhtiar (kemampuan memilih berdasarkan ilmu dan kesadaran) adalah ciri utama manusia sebagai khalifah. Tanggung jawab moral ini menjadi dasar keadilan: jika tidak ada kebebasan, maka tidak ada dasar bagi ganjaran atau hukuman.
Menurut al-Attas, "Islam tidak mengenal determinisme murni, karena Islam memuliakan akal dan ilmu, dua hal yang menjadi landasan bagi kebebasan yang bermakna." Maka, neraka bukanlah hukuman karena ketidaktahuan, melainkan konsekuensi dari penyimpangan sadar terhadap kebenaran yang telah dijelaskan.
3. Nash Equilibrium dan Pilihan Rasional dalam Situasi Moral
Menarik untuk menggunakan metafora dari teori permainan (game theory) guna menggambarkan struktur pilihan moral. Dalam kerangka Nash Equilibrium, seseorang disebut rasional jika ia memilih strategi yang paling menguntungkan, dengan mempertimbangkan strategi pihak lain.
Dalam konteks moral dan kehidupan dunia, Tuhan menyatakan strategi-Nya secara eksplisit dalam wahyu: siapa yang menaati mendapat surga, yang membangkang mendapat neraka. Manusia, sebagai agen bebas, kini berada dalam sistem permainan yang adil:
a. Informasi lengkap tersedia (melalui wahyu, akal, hati nurani)
b. Pilihan terbuka
c. Payout jelas
Namun sebagian manusia memilih strategi devian (misalnya korupsi, penindasan, hedonisme ekstrem) dengan asumsi bahwa mereka dapat menghindari payout negatif di akhir. Padahal, neraka adalah konsekuensi dari strategi devian dalam sistem permainan kosmis yang telah diberi peringatan sebelumnya.
4. Model Permainan: Kepatuhan vs. Kenikmatan Dunia