Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Tidak Dirancang untuk Masuk Neraka

18 April 2025   14:27 Diperbarui: 18 April 2025   14:27 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nash Qur'ani menegaskan bahwa tidak ada satu umat pun yang tidak dikirimkan nabi sebagai pembawa peringatan (QS. Fatir: 24). Dalam banyak ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia tidak akan mengazab suatu kaum sebelum mereka diberi peringatan (QS. Al-Isra': 15). Ini adalah penegasan bahwa hukuman hanya adil jika pilihan dan bimbingan telah tersedia.

Instrumen kebaikan yang tersedia bagi manusia:

a. Kitab suci sebagai manual kehidupan (Al-Qur'an: petunjuk, cahaya, penyembuh).

b. Nabi sebagai teladan nyata dalam konteks sosial.

c. Akal sebagai alat deteksi nilai dan kebatilan.

d. Sejarah umat manusia sebagai pelajaran empiris yang bisa diamati dan dianalisis.

Dengan semua perangkat ini, maka tidak bisa dikatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia untuk masuk neraka, melainkan Tuhan memberi peluang adil bagi setiap manusia untuk menyelamatkan dirinya.

Eksistensi neraka adalah bagian dari sistem keadilan yang tidak menafikan kasih sayang. Ia adalah bentuk penghargaan terhadap kebebasan manusia yang disertai bimbingan yang memadai. Tuhan bukan meninggalkan manusia dalam rimba moral yang gelap, melainkan menyalakan lampu-lampu cahaya---melalui wahyu, teladan, akal, dan sejarah---agar manusia bisa memilih jalan pulang.

VII. Konklusi: Manusia Adalah Makhluk yang Diberi Kehormatan Memilih

Di penghujung seluruh paparan ini, kita sampai pada satu kesimpulan mendasar namun sering kali terabaikan: manusia bukanlah boneka kosmis dalam permainan takdir yang kejam, melainkan subjek moral yang dimuliakan dengan kebebasan untuk memilih. Itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya---dan itulah yang menjadikan ganjaran maupun hukuman memiliki makna.

1. Neraka Bukan Bukti Tuhan Sadis, Melainkan Bukti Manusia Bebas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun