Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masuk Kerja tanpa Siswa: Efisien atau Sekedar Formalitas? Telaah Filsafat Utilitarian, MBO, Productivity Paradox dan KPI

28 Februari 2025   09:48 Diperbarui: 19 Maret 2025   09:51 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masuk Kerja Tanpa Siswa: Efisien atau Sekadar Formalitas? Telaah Filsafat Utilitarian, MBO, dan KPI

Teaser:

Ketika siswa libur Ramadhan, guru dan karyawan tetap diwajibkan hadir di sekolah. Tapi untuk apa? Apakah ini bentuk disiplin kerja, strategi kesiapan sekolah, atau sekadar rutinitas tanpa makna? Jika filsafat utilitarian menekankan manfaat terbesar, MBO mengharuskan tujuan yang jelas, dan KPI menuntut hasil terukur, apakah kehadiran tanpa tugas konkret itu benar-benar relevan? Artikel ini akan membedah kebijakan ini dari perspektif ilmiah, apakah ini efisien atau hanya buang-buang sumber daya?

Pendahuluan: Masalah Lama yang Tak Pernah Dibahas Serius

Fenomena Kehadiran Guru dan Karyawan Sekolah Saat Siswa Libur

Setiap tahun, ketika kalender akademik menandai masa libur siswa, terutama saat awal dan akhir Ramadhan, guru dan karyawan sekolah di banyak institusi pendidikan tetap diwajibkan hadir. Ini bukan fenomena baru, melainkan sebuah kebiasaan yang telah berlangsung lama. Tidak ada siswa yang harus diajar, tidak ada jadwal kelas yang harus diikuti, tetapi para guru tetap harus datang, mengisi daftar hadir, dan menunggu waktu pulang.

Di sisi lain, karyawan sekolah seperti staf administrasi, petugas kebersihan, dan tenaga kependidikan lainnya juga diwajibkan bekerja penuh, meskipun sebagian besar tugas harian mereka bergantung pada keberadaan siswa. Dengan sekolah yang lebih sepi dan kegiatan yang berkurang, muncul pertanyaan mendasar: Mengapa kebijakan ini masih diterapkan?

Alasan Administratif dan Normatif vs. Efisiensi dan Produktivitas

Kebijakan ini sering kali dipertahankan dengan berbagai alasan, baik administratif maupun normatif:

  1. Kedisiplinan dan Tanggung Jawab

    • Kehadiran dianggap sebagai simbol disiplin kerja.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      10. 10
      11. 11
      12. 12
      13. 13
      14. 14
      15. 15
      16. 16
      17. 17
      18. 18
      19. 19
      20. 20
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun