Dari perspektif KPI, kehadiran guru dan staf selama siswa libur hanya bisa dibenarkan jika ada indikator yang menilai hasil kerja mereka secara objektif.
Jika KPI hanya mengukur kehadiran, maka kebijakan ini tidak efisien dan perlu direvisi.
Jika tetap masuk kerja, harus ada target yang jelas dan hasil yang bisa diukur.
Maka, daripada memaksa guru dan staf untuk hadir tanpa arah yang jelas, lebih baik merancang KPI yang benar-benar mencerminkan produktivitas dan dampak kerja nyata.
Tantangan untuk Sekolah: Berani Berubah atau Bertahan dengan Tradisi?
Jika sekolah benar-benar ingin meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan, maka mereka harus berani meninggalkan KPI berbasis absensi dan beralih ke KPI berbasis output.
Pertanyaannya sekarang:
 Apakah sekolah siap mengevaluasi kembali kebijakan kehadiran yang tidak efektif?
 Atau tetap mempertahankan sistem lama yang lebih banyak berbasis formalitas daripada produktivitas?
Alternatif Kebijakan -- Bagaimana Seharusnya?
Jika kehadiran guru dan karyawan sekolah saat siswa libur tidak memberikan manfaat yang jelas dan terukur, maka kebijakan ini perlu dievaluasi. Daripada mempertahankan sistem kehadiran formalitas yang tidak efektif, sekolah harus menerapkan pendekatan yang lebih rasional dan produktif.
Berikut adalah beberapa alternatif kebijakan yang dapat menggantikan kehadiran konvensional dengan sistem yang lebih berbasis hasil dan efisiensi:
1. Model Kerja Berbasis Proyek atau Evaluasi Kinerja Individu
Alih-alih memaksa semua staf untuk hadir tanpa tujuan yang jelas, sekolah dapat menerapkan model kerja berbasis proyek, di mana guru dan karyawan tetap berkontribusi melalui tugas-tugas spesifik yang memiliki hasil nyata.