Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masuk Kerja tanpa Siswa: Efisien atau Sekedar Formalitas? Telaah Filsafat Utilitarian, MBO, Productivity Paradox dan KPI

28 Februari 2025   09:48 Diperbarui: 19 Maret 2025   09:51 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika ada proyek konkret, pelatihan, atau evaluasi kinerja, maka kehadiran bisa dibenarkan.
Jika tidak ada tugas yang jelas, kehadiran menjadi tidak efisien dan melanggar prinsip MBO.

Sekolah harus menghindari kebijakan kehadiran yang hanya berbasis tradisi atau formalitas, tanpa mempertimbangkan apakah kehadiran tersebut benar-benar menghasilkan output yang selaras dengan tujuan organisasi.

Dengan kata lain, "masuk kerja karena aturan, bukan karena kebutuhan nyata," adalah kebijakan yang bertentangan dengan manajemen berbasis tujuan (MBO) dan harus dievaluasi ulang.

Paradoks Produktivitas: Apakah kehadiran berarti lebih produktif?

Salah satu tantangan utama dalam dunia kerja modern adalah Paradoks Produktivitas yaitu di mana upaya meningkatkan produktivitas seringkali justru menghasilkan kelelahan dan inefisiensi. Paradoks ini berakar pada asumsi keliru bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di tempat kerja, semakin tinggi output yang dihasilkan. Dalam konteks kehadiran guru dan karyawan sekolah saat siswa libur, paradoks ini tampak jelas: apakah kehadiran wajib benar-benar meningkatkan produktivitas, atau justru menjadi beban yang menghambat efektivitas kerja?

Studi dalam bidang psikologi kognitif dan manajemen menunjukkan bahwa produktivitas bukan hanya soal durasi kerja, tetapi juga tentang efektivitas waktu yang digunakan. Penelitian mengenai Ultradian Rhythms dan Default Mode Network (DMN) menunjukkan bahwa otak manusia memiliki batas waktu fokus optimal, dan tanpa jeda yang cukup, kualitas kerja akan menurun.

Jika kebijakan kehadiran hanya berorientasi pada kehadiran fisik tanpa memperhitungkan keadaan mental, kreativitas, dan efektivitas individu, maka yang terjadi adalah kehadiran tanpa kesibukan, dan kesibukan tanpa produktivitas. Dalam kasus guru dan karyawan sekolah, mereka mungkin hadir secara fisik di sekolah, tetapi:

  • Tidak memiliki tugas yang jelas atau terukur.

  • Mengalami kejenuhan karena tidak ada dinamika kerja yang menantang.

  • Tidak mendapatkan kesempatan untuk menggunakan waktu mereka dengan lebih efisien, misalnya melalui pelatihan atau pengembangan profesional.

Singkatnya, lebih banyak jam kerja tidak selalu berarti lebih banyak output, dan ini adalah inti dari Paradoks Produktivitas yang sering diabaikan dalam kebijakan kehadiran sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun