Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Duka Menyiapkan Sajian Idul Fitri: Antara Kebersamaan dan Tantangan

28 Maret 2025   00:15 Diperbarui: 28 Maret 2025   08:00 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Ilustrasi: httpspixabay.comphotosketupat-kupat-tipat-handmade-food-7939481

Suka Duka Menyiapkan Sajian Idul Fitri: Antara Kebersamaan dan Tantangan

Idul Fitri adalah momen yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia setelah sebulan berpuasa. Selain sebagai hari kemenangan, Idul Fitri juga menjadi waktu berkumpul bersama keluarga dan menikmati hidangan lezat. Namun, di balik kemeriahannya, tersimpan suka dan duka dalam proses menyiapkan sajian spesial ini. 

Menyiapkan Sajian Idul Fitri

Salah satu kebahagiaan terbesar saat menyiapkan hidangan Idul Fitri adalah kebersamaan dengan keluarga. Ibu, anak-anak, dan bahkan anggota keluarga besar sering berkumpul di dapur untuk memasak bersama. Suasana penuh tawa, cerita, dan kerja sama ini mempererat ikatan kekeluargaan. 

Beberapa sajian yang dipersiapkan untuk lebaran diantaranya adalah :

1. Ketupat

Ada berbagai hidangan yang tersaji saat idul Fitri, salah satu hidangan yang tak pernah absen adalah ketupat. Dulu, menjelang hari raya, membuat ketupat menjadi tradisi yang dilakukan bersama keluarga. Anyaman daun kelapa dibuat dengan teliti, lalu diisi beras sebelum akhirnya direbus hingga matang. Namun, kini semuanya menjadi lebih praktis. Ketupat kosong dengan berbagai ukuran tersedia di pasar, siap digunakan tanpa perlu repot menganyam sendiri.

Dulu, ketika saya masih duduk di bangku kelas 5 SD, sehari menjelang lebaran selalu menjadi momen yang spesial. Kakek kerap mengajak saya untuk membuat ketupat, sebuah tradisi yang seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana hari raya. Namun, saya tidak benar-benar belajar membuat ketupat dengan sengaja. 

Semua berawal dari kejadian sederhana di kebun tetangga. Saat itu, ada seseorang yang menebang pohon kelapa. Daun-daunnya yang rimbun tampak terbuang begitu saja, sementara lidinya dimanfaatkan untuk membuat sapu lidi. Melihat daun kelapa yang berserakan, saya pun tergerak untuk mencoba sesuatu. 

Dengan rasa penasaran, saya mulai merajutnya mengikuti apa yang pernah saya lihat dari kakek. Tanpa saya sadari, di sanalah saya pertama kali belajar membuat ketupat, bukan di bawah bimbingan langsung, tetapi dari kejadian yang terjadi begitu alami di sekitar saya.

Setiap menjelang Idul Fitri, saya selalu memanfaatkan keterampilan yang saya miliki untuk membuat ketupat sendiri. Bagi saya, proses ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah tradisi yang penuh makna. Saya memulainya dari awal, memanjat pohon kelapa atau mengambil janur yang masih segar, lalu menganyamnya dengan teliti hingga menjadi ketupat yang siap diisi beras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun