Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Love

Inginnya Dekat, Tapi Tak Pernah Diseriusin

16 Juni 2025   00:05 Diperbarui: 16 Juni 2025   22:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Inginnya Dekat, Tapi Tak Pernah Diseriusin (Sumber: pexels.com/edit_canva.com)

(Seri "Tafsir Rasa" - Esai Ketujuhbelas)

"Suatu ketika, ada yang datang dengan penuh perhatian. Menyapa setiap pagi, membalas pesan dengan emoji hati... tapi tak pernah benar-benar bilang mau apa."

Kamu mungkin pernah mengalaminya. Diperhatikan, tapi cuma sesekali. Dihubungi, tapi tak pernah diajak bicara serius. Didekati, tapi hanya agar kamu tetap ada di sekitar dia, bukan untuk benar-benar bersama.

Awalnya kamu kira itu ketulusan. Kamu mulai percaya bahwa semua itu adalah sinyal. Tapi semakin lama, kamu sadar... kamu cuma jadi pengisi jeda. Seseorang yang dijaga agar tidak pergi, tapi tak pernah cukup penting untuk diseriusin.

Dan yang lebih menyakitkan: kamu tetap bertahan. Bukan karena yakin, tapi karena kamu nggak tahu, ini perasaan yang nyata, atau sekadar harapan yang kamu bangun sendiri.

Kamu bertahan. Karena kamu terus menebak-nebak:
"Apa ini beneran rasa?"
"Atau aku aja yang terlalu cepat mengartikan semua?"

Lalu kamu mulai memaklumi semuanya. "Mungkin dia sibuk." "Mungkin belum siap." "Mungkin nanti."
Padahal, satu-satunya yang konsisten dari si-dia adalah ketidakkonsistenannya.

Kamu mulai mengingat ulang setiap percakapan.
Setiap "jaga kesehatan, ya" yang dulu bikin kamu merasa diperhatikan.
Setiap "jangan tidur malem-malem" yang kamu tangkap sebagai sinyal sayang.
Setiap kali dia bilang, "kamu udah makan belum?" yang membuatmu berpikir,
mungkin... dia sedang mencoba, pelan-pelan memberi perhatian.

Lalu kamu mulai percaya, mungkin... ini akan jadi sesuatu.
Mungkin dia hanya belum siap bilang.
Mungkin dia butuh waktu.
Mungkin ini fase awal dari sesuatu yang lebih serius.

Tapi kenyataannya?
Kamu nggak pernah diajak bicara tentang arah.
Tentang hubungan ini mau dibawa ke mana.
Tentang perasaan yang katanya tumbuh, tapi tak pernah diperjelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun