Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inner Sanctum (I), Vrijland

17 Januari 2019   07:05 Diperbarui: 17 Januari 2019   07:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terdengar berbelit-belit bukan? Tapi, itulah yang tertulis di perkamen kuno. Aku menghafal bagian itu dengan sangat baik. Aku sampai membacanya berkali-kali. Kalimat itu bermakna bahwa sesama pedang yang tujuh tidak bisa saling menyakiti. Meski mereka adalah pedang yang sangat tinggi tuahnya, ikatan bersaudara yang diciptakan oleh masing-masing penguasanya dan antar pedang itu sendiri, hingga masa depan pun tidak akan pernah pertumpahan darah antar pengguna pedang itu."

"Jadi, apa itu bisa dibilang sebagai salah satu keuntungan bagi mereka? Maksudku, bagi para elite dan juga para budak yang memberontak?"

"Hmm, menarik. Coba jelaskan kepadaku maksud dari perkataan Anda barusan."

"Tentu, karena antar pedang bertuah tidak bisa saling menyakiti, berarti andai ada beberapa pihak yang berkhianat maka usaha itu sia-sia. Meski mereka berhasil merebut pedang-pedang itu, tetapi tetap tidak akan bisa melukai para elite dan juga para budak."

"Aku senang mendengar argumen Anda. Tetapi, itu tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, andai salah satu atau beberapa pedang atau kesemuanya berhasil direbut para laknat, para budak yang memberontak tetap akan terpengaruh oleh daya rusak pedang itu. Hanya para pemilik asli lah yang tidak terlalu terpengaruh, tetapi masih bisa terluka oleh pedang itu. Begitu pula andai ada dua pedang yang saling beradu ketajaman. Mereka tidak bisa saling membunuh. Akan tetapi, jika dipaksa beradu, maka kedua pedang akan melebur."

"Ah, berarti pedang-pedang bertuah itu banyak yang rusak karena tindakan sia-sia. Betapa buruknya hal itu."


"Hahaha, memang begitulah. Anda bisa melihat sendiri, saya memiliki salah satu dari pedang itu. Tapi, dari informasi yang saya kumpulkan, dikatakan bahwa hanya ada tiga yang tersisa di benua ini, termasuk punya saya. Berarti, memang pernah terjadi pertumpahan darah antar pengguna pedang bertuah dulu bukan?"

"Menyebalkan! Mengapa perlu ada perang atau pertumpaan dara di dunia ini?"     

"Huss!! Dasar pemikiran polos. Jangan berpikir utopis. Perang tetap akan terjadi pula. Setidaknya konflik kecil-kecilan yang berevolusi menjadi adu jotos antar pelaku.

"Mari kita lanjutkan, bahwa setelah Perjanjian Agung diambil di desa ini, perang yang diumumkan kepada para laknat. Pertempuran besar terjadi hampir setiap saat. Para laknat masih cukup sulit dikalahkan. Alasannya sudah jelas, bukan? Para laknat sangat ahli di dalam menggunakan sihir hitam. Sementara di pihak revolusioner hanya terdapat tujuh orang yang ahli di dalam penggunaan sihir putih selaku penangkis dari sihir hitam. Keadaan sangat tidak menguntungkan pada masa-masa awal peperangan.

"Tetapi, jangan terlalu bersedih. Tidak semua laknat selaknat perbuatannya. Kita sama-sama tahu, di suatu kelompok yang bernafsu perang tinggi, pasti ada beberapa pihak yang tidak serupa dengan kalangannya. Mereka ini lah yang pada akhirnya menawarkan bantuan kepada para revolusioner untuk mengajarkan sihir hitam kepada para budak. Kesempatan emas berada di depan mata, para elite pun tidak terjebak fanatik berlebihan dan menerima bantuan tersebut dengan senang hati. Dengan demikian, pasukan revolusioner memiliki dua aliran sihir sekaligus, yaitu hitam dan putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun