Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inner Sanctum (I), Vrijland

17 Januari 2019   07:05 Diperbarui: 17 Januari 2019   07:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sederhana saja, Tuan Puteri, mereka menyusup ke wilayah awal manusia kemudian menculik beberapa di antaranya. Kebanyakan yang mereka culik adalah warga biasa. Mereka itu adalah para petani, nelayan atau memang budak yang berasal dari benua kampung halaman leluhur kita."

"Jadi, perbudakan juga sudah ada semenjak di benua asal kita?"

"Benar, Tuan Puteri. Tetapi jangan salah sangka. Perbudakan yang terjadi di benua asal leluhur kita jauh lebih baik sistemnya. Perbudakan di sana menyerupai sistem kontrak pembantu di masa sekarang. Mengapa disebut budak? Hanya karena mereka dibeli untuk mendapatkannya, bukan dibujuk rayu dengan upah sekian per minggu. Perbudakan di sana juga tidak mengenal sistem upah, tetapi pembagian makanan lebih jelas dan cukup untuk menjaga perut para budak dari rasa lapar. Kiat-kita kematian cukup jauh dari para budak yang berada di benua asal leluhur kita. Berbeda dengan para budak (manusia) yang berada di benua ini tiga ratus ribu tahun yang lalu. Mereka tidak lebih dari hewan ternak yang dilecut sampai mati untuk bekerja. Lebih biadab yang pernah terjadi di negeri ini.

"Keadaan yang sedemikian buruk itu, seperti yang telah aku katakan sebelumnya, juga bertujuan untuk menghimpun kekuatan. Bangsa laknat itu juga membangun basis kekuatan militer di tempat ini. Mereka sangat ahli di dalam memanipulasi energi kegelapan. Banyak yang mengatakan bahwa itu adalah cikal-bakal dari sihir hitam. Militer yang dibentuk di benua ini sebagai pelengkap dari militer utama yang berasal dari negeri para bedebah itu. Tujuan mereka sudah jelas, mereka ingin menaklukkan benua asal leluhur kita. Jika hal itu tercapai, maka misi memperbudak seluruh manusia selesai dengan sempurna.

"Penyerangan besar dilakukan, seluruh pasukan kegelapan itu begitu yakin bahwa mereka akan segera mengakhiri riwayat dari peradaban manusia di muka bumi. Mereka memiliki pasukan yang sangat banyak. Bahkan mereka juga telah menaklukkan makhluk-makluk kuat di benua ini sebagai ajang latihan. Persiapan telah dilakukan secara maksimal. Kemenangan terlihat beberapa langkah di depan mereka. Keyakinan mereka begitu tinggi. Mereka menganggap enteng semua permasalahan. Hanya saja, mereka harus menerima kenyataan bahwa upaya mereka gagal dan berakhir dengan kekalahan total."

"Eh!? Apa yang terjadi Tuan King?"


"Di luar dugaan mereka, ternyata kekuatan leluhur kita lebih kuat. Dari semua perkamen kuno, hanya satu yang menjelaskan alasan dari pernyataan itu. Aku telah menjelaskan bahwa benua asal leluhur kita itu dipenuhi sepenuhnya oleh hutan berkayu sekuat berlian, bukan? Itulah kunci dari kemenangan benua utara itu. Perkamen kuno itu menjelaskan bahwa pohon-pohon yang tumbuh di sana mengalirkan semacam energi yang tidak bisa dijamah oleh bangsa laknat. Andai mereka adalah penguasa dari kekuatan kegelapan, maka leluhur kita sejatinya adalah penguasa dari kekuatan cahaya. Kerusakan sangat parah diderita oleh bala tentara bangsa laknat yang telah terlebih dahulu percaya diri bisa memenangkan perang. Keadaan benua leluhur baik-baik saja. Memang terdapat banyak api, tetapi mereka bisa mengatasinya dengan baik. Pohon-pohon juga berada di dalam kondisi yang baik. Meski ada beberapa yang tumbang karena tebasan kegelapan tentara elite bangsa laknat, mereka langsung kehilangan kekuatan setelah itu. Pasukan leluhur berhasil menuntaskan peperangan dengan karpet merah kemenangan yang gemilang berada di atas kaki mereka masing-masing."

"Ah, syukurlah. Ternyata sedari dahulu bangsa manusia memang hebat."

"Begitulah. Tetapi, tentu itu adalah apa yang terjadi di benua utara. Bagaimana dengan benua kita?"

"Benar juga! Apa yang terjadi selanjutnya Tuan King?"

"Kekalahan yang diderita oleh pasukan laknat benua ini, itu semua adalah pintu dari titik balik nasib para budak. Sebelum pasukan laknat yang terkeyot-keyot berhasil pulang ke daerah asal mereka, beberapa pasukan elite dari negeri leluhur berhasil menyelinap ke dalam kapal-kapal mereka. Para pasukan itu hanya memiliki satu tugas, yaitu menjamin upaya pembebasan bagi para saudara yang terbelenggu di tanah seberang. Mereka akan menjadi jenderal selama proses revolusi berlangsung. Mereka juga yang akan memegang kekuasaan setelah revolusi berakhir. Mereka disumpah dan dikutuk jika kembali ke tanah kelahiran mereka. Mereka hanya akan tinggal bersama anak cucu mereka di tanah yang baru, yaitu benua yang terletak di sebelah selatan dari benua leluhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun