Masih bercerita tentang kursi
Yang kemarin suka dielus pagi-pagi
Karena wanita dan harta didekapnya dini hari
Malam ini aku ingin membaginya kembali
Kali ini aku bercerita tentang bantal berduri
Empuk diduduki tapi membahayakan diri
Tapi bagi orang berhati suci
Bantal Berduri ibarat hadiri kenduri
Riuh, namun banyak hidangan tersaji
Dimakannya sesuai haknya dan ingat janji
Bantal berduri banyak yang incar kini
Lihatlah mereka nasibnya suka diundi
Di bilik dan kotak suara ada harga diri
Urut partai hingga urut diri disanjung puji
Belum terpilih ujub sudah dibagi-bagi
Bantal berduri bantal empuk yang ternodai
Oleh janji dan patri yang tergadai
Untuk amanah jelata yang mereka abai
Dari emban tanggung jawab kemudian lalai
Bantal berduri tak kumiliki
Di istana dia pongah berdiri
Di Senayan dia berjejer rapi
Di semua kota tersenyum seri
Bantal berduri tak kumiliki
Karena kursi pun tak kupunyai
Tak ada harta apalagi tahta untuk membeli
Wanitaku masih bahagia dengan anakku yang masih bayi
*****
Menulis sambil sesekali melihat layar tv yang siarkan MU vs Wolverhampton Wanderers (GMP Palopo, 22/09/2018)