1.3. Dari Hobi Menjadi Kecanduan
Pada tahap tertentu, bermain game dapat beralih dari sekadar hobi menjadi kecanduan. Ketika seseorang sudah merasa tidak nyaman, gelisah, atau marah jika tidak bermain game, itu adalah tanda awal bahwa kondisi psikisnya mulai terpengaruh.
2. Dampak Psikis Bermain Game
2.1. Gangguan Konsentrasi dan Fokus
Bermain game dalam waktu lama membuat otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan instan. Game memberikan reward segera, seperti skor, kemenangan, atau naik level. Akibatnya, dalam kehidupan nyata, seseorang menjadi sulit berkonsentrasi pada tugas-tugas yang memerlukan kesabaran, seperti belajar, membaca buku, atau menyelesaikan pekerjaan kantor.
2.2. Meningkatkan Risiko Kecemasan
Game kompetitif yang menuntut kemenangan seringkali membuat pemain mengalami tekanan mental. Saat kalah, mereka merasa frustasi, cemas, bahkan mengalami anxiety disorder. Tidak sedikit kasus di mana remaja menunjukkan gejala cemas berlebihan hanya karena takut kalah atau tidak bisa menjaga reputasinya di dalam komunitas gaming.
2.3. Depresi dan Perasaan Kesepian
Ironisnya, meskipun game dapat memberikan banyak "teman" virtual, kenyataannya pemain game berat justru rentan merasa kesepian. Hal ini karena interaksi virtual tidak dapat menggantikan kedekatan emosional yang nyata. Rasa kesepian yang berlarut-larut dapat memicu depresi.
2.4. Agresivitas dan Ledakan Emosi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa game dengan konten kekerasan meningkatkan perilaku agresif. Pemain yang terbiasa menyelesaikan konflik dalam game dengan kekerasan bisa membawa pola pikir serupa ke kehidupan nyata. Tidak jarang kita mendengar berita tentang remaja yang berkelahi, berkata kasar, atau melakukan perundungan karena terpengaruh gaya bermain dalam game.