Mohon tunggu...
ARSIANA MARIA FUN
ARSIANA MARIA FUN Mohon Tunggu... Staf

Hobi: Main gitar dan bernyanyi,Menulis dan membaca,Memasak dan makan

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Bahaya Bermain Game untuk Keadaan Psikis Manusia

29 Agustus 2025   00:04 Diperbarui: 29 Agustus 2025   00:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit 

1.3. Dari Hobi Menjadi Kecanduan

Pada tahap tertentu, bermain game dapat beralih dari sekadar hobi menjadi kecanduan. Ketika seseorang sudah merasa tidak nyaman, gelisah, atau marah jika tidak bermain game, itu adalah tanda awal bahwa kondisi psikisnya mulai terpengaruh.

2. Dampak Psikis Bermain Game

2.1. Gangguan Konsentrasi dan Fokus

Bermain game dalam waktu lama membuat otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan instan. Game memberikan reward segera, seperti skor, kemenangan, atau naik level. Akibatnya, dalam kehidupan nyata, seseorang menjadi sulit berkonsentrasi pada tugas-tugas yang memerlukan kesabaran, seperti belajar, membaca buku, atau menyelesaikan pekerjaan kantor.

2.2. Meningkatkan Risiko Kecemasan

Game kompetitif yang menuntut kemenangan seringkali membuat pemain mengalami tekanan mental. Saat kalah, mereka merasa frustasi, cemas, bahkan mengalami anxiety disorder. Tidak sedikit kasus di mana remaja menunjukkan gejala cemas berlebihan hanya karena takut kalah atau tidak bisa menjaga reputasinya di dalam komunitas gaming.

2.3. Depresi dan Perasaan Kesepian

Ironisnya, meskipun game dapat memberikan banyak "teman" virtual, kenyataannya pemain game berat justru rentan merasa kesepian. Hal ini karena interaksi virtual tidak dapat menggantikan kedekatan emosional yang nyata. Rasa kesepian yang berlarut-larut dapat memicu depresi.

2.4. Agresivitas dan Ledakan Emosi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa game dengan konten kekerasan meningkatkan perilaku agresif. Pemain yang terbiasa menyelesaikan konflik dalam game dengan kekerasan bisa membawa pola pikir serupa ke kehidupan nyata. Tidak jarang kita mendengar berita tentang remaja yang berkelahi, berkata kasar, atau melakukan perundungan karena terpengaruh gaya bermain dalam game.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun