Mohon tunggu...
ARIF ROHMAN SALEH
ARIF ROHMAN SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian

22 Februari 2021   21:47 Diperbarui: 23 Februari 2021   08:22 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Maut Mengintai. Sumber: Hilary Clark on Pixabay.com

Memutari ujung lingkaran kehidupan. Menunggui kematian demi kematian. Burung-burung dara jatuh perlahan. Menumpuk pelan-pelan.

Kematian-kematian, memenggal harapan. Masih ada orang tua duduk di pinggiran jalan. Menjajakan iba dalam bingkai senja berawan.

Payung-payung terdiam. Pinggiran jalan memanggil tangisan. Ada banyak keganjilan. Mengganjal di lekuk-lekuk badan, kerontang.

Roda kehidupan, menghentikan uluran tangan. Tak seramai saat wabah datang seibarat badai topan. Menghantam dan menjungkalkan perkiraan-perkiran masa depan.

Kita melipat iba.

Dan, kita lebih sibuk membaca berita.

Probolinggo, 22 Februari 2021

Puisi Oleh: Arif R. Saleh

Puisi Lainnya : Perjalanan, Serupa Rubik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun