“Ya, mama mengerti . Semoga ayah bisa menyelesaikan semuanya.“
Hendra menyunggingkan senyum kecil. Ia cukup senang, hanya dengan sekali penjelasan, istrinya bisa mengerti apa keinginannya.
“Tapi, jam berapa ayah akan berangkat?“ sela Sofia.
“Hmm, tunggu sebentar, ayah lihat dahulu tiketnya,“ Hendra berpaling menuju kamarnya. Dari sana, Hendra membawa sebuah lembaran kertas berlogo Garuda Air. Ia menyipitkan matanya, menyorotkan tangannya di atas kertas. Memeriksa tanggal dan jam keberangkatan pesawat yang tertera di tiketnya.
“Nah, ini dia—Rabu, 11 Maret 2013. Jam 21.00 WIB.” jelasnya.
“Besok malam?“ tanya Sofia heran.
“Ya begitulah yang tertera di tiket ini. Yang penting, kita harus berangkat lebih awal. Kau tahu ‘kan, Lubuk Pakam lumayan macet di malam hari.“
Sofia mengangguk kecil.
“Tapi ngomong-ngomong, apa menu malam ini, sayang?“
“Mama masak ikan mas gulai. Apakah bapak sudah lapar?“
“Kebetulan, perutku sudah keroncongan. Kalau begitu, ayo kita ke meja makan. Sekalian ajak Melly, ma.“ Hendra memalingkan badannya, meninggalkan ruang tamu.