Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tumbal Arwah Jelangkung - 5

21 Februari 2016   20:38 Diperbarui: 21 Februari 2016   22:07 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

                “Ya, hati-hati di jalan. Jangan terlalu larut pulang,“

                Lina menganggukkan kepalanya sekali sambil menutup pintu rumah. Ibunya sudah kembali ke dapur, memasak hidangan makan malam.

                “Kamu lama banget sih, Shan. Fanni pasti sudah mengomel di sana. “ ketus Lina.

                “ Kamu ini kayak gak tahu saja, keadaan lalu lintas sekarang. Hampir semua jalan ada operasi zebra. Ya jadi,aku mengambil jalan pintas. Aku ‘kan tidak punya SIM  dan STNK,“

                “Ya sudah. Ayo kita pergi. Tancap gas.“ tandas Lina seraya mengencangkan tali helm yang melingkari kepalanya.

                 Lina sudah mendaratkan bokongnya di atas jok sepeda motor. Shanti melajukan sepeda motornya,menjauhi rumah Lina.

Sofia sibuk menyusun pakaian suaminya ke dalam koper. Esok hari, Hendra akan pergi ke Riau, mengurus surat pindah mereka. Mereka sepakat, akan tinggal di Medan bersama anak perempuan mereka, Melly. Selama ini, mereka terlalu sibuk dengan urusan bisnis dan sekarang mereka ingin menetap permanen. Mereka akan mencari pekerjaan yang tidak terlalu banyak menyita waktu.

                “Bapak, apakah pakaian ini sudah cukup?“

                “Ya, cukup. Lagipula, ayah tidak akan lama di sana.“

Sebelumnya, Sofia ingin ikut dengan suaminya. Ia juga ingin menyampaikan surat pengunduran diri kepada manager-nya. Namun, Hendra bersikeras melarangnya.Ia menyuruh Sofia tetap tinggal di Medan, bersama dengan putri mereka. Ia juga akan sekaligus mengurus surat pengunduran istrinya dari perusahaan tempatnya bekerja.

                “Ma, ayah berharap mama bisa mengerti, kenapa ayah tidak mengizinkan mama ikut—ayah ingin mama menjaga Melly. Walaupun ada mbok Sinda di sini, mungkin bila kamu bersama Melly, kita bisa meringankan beban pikirannya.“

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun