Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Markonah dan Problemnya (Tamat)

29 Mei 2016   05:55 Diperbarui: 29 Mei 2016   08:34 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode sebelumnya

Agil alias arab gila atau aki aki bugil yang melihat Markonah hendak memukul lelaki tambun yang disangkakan sebagai Dupret suami sirinya segera berkelebat dengan kecepatan cahaya untuk menghalau terjadinya hil mustahal yang tidak diinginkan. Cengkeraman tangan Agil mampu meredam amarah Markonah. Sembari menenangkan, Agil menggandeng Markonah untuk menjauh dari lelaki tambun yang nampak masih tak kuasa menahan kejut karena kejadian tak terduga tersebut. Setelah Markonah tenang, kemudian Agil menghampiri lelaku tambun tadi.

"Kisanak, harap maafkan teman saya". Ucap Agil seperti dialog dalam film kolosal jadul Indonesia.

"Iya pak. Saya tidak apa apa kok. Mungkin kalau tidak ada bapak saya sudah masuk tukang urut". Jawab si lelaki tambun dengan mimik muka ndobleh.

"Untunglah kalau kisanak tidak apa apa. Terima kasih kisanak sudah berjiwa besar dan tidak marah dengan teman saya". Sambung Agil sambil hatinya bertanya tanya, kenapa dirinya memanggil lelaki tambun tersebut dengan panggilan kisanak segala.

Kita skip kejadian di warteg 'pokoke madhang' yang menjadi warteg terbaik versi majalah 'Tegals daily' ini. Kita beralih ke sebuah rumah kost di pinggiran kota. Di rumah sederhana yang berhorden kain sarung ini tinggalah pasangan tak resmi Dupret dan sang kekasih yang disinyalir sebagai selingkuhannya.

"Sayangku, cintaku, permataku. Dengarlah abangmu berkata, selama KUD maupun KPUD belum meresmikan pasangan nikah beda usia abang tak akan pernah meninggalkanmu. Walau dandang di dapur bergoncang karena lindu, walau piring seng berterbangan karena angin puyuh, abang akan selalu mendampingi dinda, baik dalam duka maupun musibah". Gombalan Dupret yang lupa menyertakan suka, hanya duka dan musibah, pantesan apes mulu. Wkwkwkwk.

"Dinda percaya kok bang?". Jawab si wanita yang sampai tulisan ini dijadikan bukupun belum terkuak siapa adanya. Dupret membathin, "aneh, arke nulis cerita gini di jilid pertama gue dipanggil prat pret aje sama selingkuhan gue, nah sekarang kok dipanggil bang sih? Mana gue nya ikutan manggil dinda lagi. Gak konsisten banget nih sutradara koplak". Keduanya hening sesaat. Mendadak terdengar bentakan bentakan dari luar rumah yang memecah keheningan.

"Para penghuni rumah. Diharap segera keluar dengan tangan di atas, jangan ada yang berani macam macam karena rumah ini sudah kami kepung!!".

Mendengar teriakan cetar membahana di luar, Dupret segera mengintip di balik kain sarung yang jadi kelambu jendela. Ia melihat beberapa pria berbadan tegap berambut cepak berdiri membentuk setengah lingkaran dalam posisi mengurung rumah kost tempatnya ngumpet.

"Gawat dinda!". Berkata Dupret kepada wanita selingkuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun