Cerita di Ujung Senja
Rekaman peristiwa Puisi 17 Mei 2020
Sekilan lama perjalanan manusia-manusia perkasa terhenti. Masa pandemi mulai meluapkan rasa. Tak kuasa dan tak sanggup semua menjalin karya. Terdiam diantara sekian cara hidup, rumah kehidupan, kukungan derita yang tak usai.Â
Perjalanan panjang tak pasti datang. Meski segalanya harus tetap berjalan. Manusia berkasa tidak akan diam dan sekadar menyebar kosong. Perjalanan akan terus menuju tujuan nan panjang dan penuh harapan. Tanpa kata dan karya nyata, manusia-manusia perkasa akan tinggal sebagai debu tak bermakna.Â
Perjalanan ini belum usai, manusia perkasa tetap menetapkan jalan. Meski kabut hidup dan datang menerpa perjalanan kita terbatas tak kan usai, semua harus melangkah, meski usia semakin tak bermakna.Â
Kabut di ujung hari
Senyuman hari mulai mengelupas,
Menggema suara berbatas senja
Ribuan kata menerka makna
Sesaat kabut mulai meramu
Menghadirkan bintang pujaan
Berdua dan berkata-kata
Terbalut gembira
Sore itu, manusia-manusia perkasa
Berjalan perlahan
Pulang meski ruang tak berbatas
Menuju kota kecil
Gelap tanpa nyala
Karena keberanian
Bisa datang sesaat
manusia-manusia perkasa
Di ujung senja
Merupa meradang kala
Nyata kelu dalam bersama
Kepalan tangan terbuka
Teriak merdeka terbebas
Dari rumah yang menyiksa
Penjara dunia
Tanpa bisa merenda
Tentang hidup yang hampir usai
Saat semua manusia mengurung
Dalam rumah-rumah tenang
Tanpa suara dan nyala kehidupan
Manusia perkasa tetap menggangkat
Tangan membuka
Mulut terbuka
Kebebasannya
Sesaat datang
Bersama kabut-kabut
Menggulung rasa
Kepalan tangan terbuka
Mulut membuka
Tanda merdeka sesaat
‘kan tiba