Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Hidup Dimulai dari Nanti

25 Mei 2018   05:52 Diperbarui: 25 Mei 2018   07:25 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Fajar menyingsing berselimut dingin menusuk tulang

Mentari nyaman bersembunyi dibelakang awan hujan

Semburat jingga malu menunjukkan kharismanya

Basah tetes embun bercampur sisa hujan semalam

Beku puncak kemarau terasa di pertengahan musim penghujan

Pipit masih enggan bertengger di kuyubnya padi persawahan

Bangaupun masih membiarkan katak dan ikan berseliweran di air selokan

Hari telah melampaui sejak mulainya

Tapi makhluk masih setia dengan peraduannya

Bumi berotasi sesuai kodratnya

Dan manusia masih menunda semua dengan sadarnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun