Ada satu hadits di dalam kitab Al Jami' As Shoghir min Ahadits Al Basyir wa An Nadzir dikatakan:
. . .
Yang artinya: "kebaikan-kebaikan yang afdhol adalah memuliakan teman duduk (ngobrol)".
Dalam Syarahnya kitab Faidhul Qodir dijelaskan bahwa termasuk menghormati teman ngobrol adalah:
- mendengarkan pembicaraannya meskipun kamu sudah pernah mendengarnya dengan tujuan supaya dia tidak malu
- menyembunyikan aib-aibnya, dan juga diam tidak ikut-ikutan membulinya, dan ketika orang-orang memujinya juga ikut senang
- mendengarkan perkataannya dan jangan membantahnya
- ketika memanggil namanya dengan panggilan yang disukainya atau minimal yang sopan tanpa menyinggungnya
- memuji kebaikan-kebaikannya, berterimakasih atas bantuan yang pernah dilakukan (jika ada), dan masih banyak lagi
- memaafkan kesalahannya, mendoakannya dalam kebaikan, menyenangkan hatinya, ikut bahagia dalam kebahagiaannya dan ikut sedih dalam kesedihannya
- memberi salam ketika bertemu dan mempersilahkan duduk, dan diam ketika dia berbicara.
Wal hasil, kita perlakukan dia dengan apa yang dia suka sebisa kita.
Meskipun haditsnya dhoif akan tetapi masih bisa digunakan untuk pedoman bersosial kemasyarakatan. Hadits tersebut tentunya sudah melewati seleksi para pakar ahli hadits.
Hadits Dhoif memang tidak bisa digunakan dalam masalah akidah dan hukum syari'at tapi masih bisa digunakan untuk amalan-amalan fil fadhail (keutamaan), targhib wa tarhib (motivasi anjuran dan ancaman) dan dzikru manaqib (menyebut keistimewaan).
Semoga bermanfaat,,
Silahkan komentar jika ada kritik dan saran.
Syukron..
#kramatgandul
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI