Mohon tunggu...
Nugie Van Basten
Nugie Van Basten Mohon Tunggu... Mencoba menyuratkan apa yang tersirat

Suka menulis, suka gambar, suka musik

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

DIMMY, "Ujian Sekolah" Episode 9

11 Agustus 2025   15:01 Diperbarui: 11 Agustus 2025   15:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Tertegun, Dimmy seperti mengenali suara itu. Ia menoleh ke arah suara itu dan melihat Pak Harno, tetangga beda dua rumah dari rumahnya.

"Loh, Pak." Ia segera berdiri dan memberi salam dengan mencium tangan tetangganya itu. Ia tak pernah berpikir kalau tetangganya itu berdinas di sekitar pos penjagaan lalu lintas tempat saat ini dia ditilang.

Sontak petugas polisi yang sedang menulis surat tilang untuk Dimmy mengalami perubahan raut wajah, tersisip sedikit kebingungan.

"Eh, Pak Harno. Bapak kenal dengan adik ini?" sang petugas menghampiri seniornya tersebut dan memberi hormat.

"Iya Pak Rudi. Kebetulan adik ini anaknya tetangga saya di rumah. Saya juga heran kenapa dia ada di sini."

"Iya Pak, adik ini tadi menerobos lampu merah dan saya harus menindaknya."

Pak Harno menatap Dimmy, dan terlihat rasa takut dan menyesal bercampur jadi satu.

"Apa itu benar Dim?"

"Betul pak"

Dimmy akhirnya menjelaskan kronologinya secara panjang lebar kepada Pak Harno. Keempat orang yang ada di pos jaga tersebutpun terlibat dalam pembicaraan yang dalam. Selama setengah jam pembicaraan itu berlangsung dengan keempat orang itu saling menanggapi obrolan satu dan lainnya.

"Oh jadi begitu ceritanya Dim?"

"Iya pak."

"Kalau begitu kamu tetap di sini saja dan Dini akan saya antar ke toko buku, lagipula kalian besok ada ujian kan?"

"Betul pak" Sambut Dini.

"Pak Rudi, bapak bisa melanjutkan proses penindakan tilang ini untuk adik ini, sementara saya akan mengantar adiknya."

"Siap pak." Ada perasaan hormat di nada bicara yang ditujukan untuk Pak Harno.

"Ya sudah Dim, saya antar Dini dulu ya. Nanti kamu bisa bayar tilangnya di atm terdekat, lalu kamu bisa langsung pulang saja. Nanti sim yang ditilang akan saya bawa setelah kamu membayar tilang. Jadi kamu cukup ambil di rumah saya."

"Baik pak Harno." Dimmy menyalami tangan Pak Harno sesaat tetangganya itu dan adiknya beranjak pergi.

Tak lama terdengar suara motor lawas milik Pak Harno yang perlahan menghilang di antar riuhnya suara lalu lalang kendaraan di jalan raya tersebut. Sementara Pak Rudi melanjutkan menulisi surat tilang yang sempat tertunda, membacanya sekali lagi dan menyerahkan kepada Dimmy.

"Nah dik, silakan bayar denda tilangnya di atm terdekat. Nomor rekeningnya ada di tiket tilang ini, lalu adik bisa langsung pulang karena SIM adik sudah dibawa pulang oleh Pak Harno.

"Iya pak."

"Sudah jangan sedih, lagian kan kamu masih bisa belajar untuk ujian besok karena buku yang dibutuhkan sudah dibelikan oleh adik kamu."

"Bukan soal bukunya sih pak, tapi soal janji saya itu."

"Oh iya, ke siapa namanya..?"

"Meisya pak."

"Nah itu. Ah tapi saya yakin dia ngerti kok kalo kamu cerita mengenai alasan kamu terlambat ke rumahnya."

"Iya pak, tapi saya belum bisa mengabarkan ke dia kalo saya ditilang."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun