"Iya pak."
"Kalau begitu kamu tetap di sini saja dan Dini akan saya antar ke toko buku, lagipula kalian besok ada ujian kan?"
"Betul pak" Sambut Dini.
"Pak Rudi, bapak bisa melanjutkan proses penindakan tilang ini untuk adik ini, sementara saya akan mengantar adiknya."
"Siap pak." Ada perasaan hormat di nada bicara yang ditujukan untuk Pak Harno.
"Ya sudah Dim, saya antar Dini dulu ya. Nanti kamu bisa bayar tilangnya di atm terdekat, lalu kamu bisa langsung pulang saja. Nanti sim yang ditilang akan saya bawa setelah kamu membayar tilang. Jadi kamu cukup ambil di rumah saya."
"Baik pak Harno." Dimmy menyalami tangan Pak Harno sesaat tetangganya itu dan adiknya beranjak pergi.
Tak lama terdengar suara motor lawas milik Pak Harno yang perlahan menghilang di antar riuhnya suara lalu lalang kendaraan di jalan raya tersebut. Sementara Pak Rudi melanjutkan menulisi surat tilang yang sempat tertunda, membacanya sekali lagi dan menyerahkan kepada Dimmy.
"Nah dik, silakan bayar denda tilangnya di atm terdekat. Nomor rekeningnya ada di tiket tilang ini, lalu adik bisa langsung pulang karena SIM adik sudah dibawa pulang oleh Pak Harno.
"Iya pak."
"Sudah jangan sedih, lagian kan kamu masih bisa belajar untuk ujian besok karena buku yang dibutuhkan sudah dibelikan oleh adik kamu."