Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kucari Bayanganmu di Sumbawa (Eps.27)

25 September 2019   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2019   21:33 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan Pulau Sumbawa (dokpri)

TRUE Story : Dari Kisah, kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan

Bab.VII.hal.6,# Tiba di Sumbawa
Pulau Sumbawa terbentang di depan kami. Segera hawa panas dan kepulan debu menyergap. Pulau gersang ini menyimpan banyak kekayaan alam dan sumber dayanya. Aku dengar, ada perusahaan asing yang sedang melakukan riset untuk mencari kemungkinan bahan tambang yang tersimpan di pulau ini. ( lihat disini )

Katanya mereka menemukan kandungan mineral berharga, seperti yang dimiliki Papua. Yaitu kandungan emas dan tembaga. Entahlah.?! Bis yang kami tumpangi melaju kencang, membelah jalanan yang berliku dan berkelok-kelok, di sepanjang bibir pantai.

Kulepas tatapan ku kelaut biru, menembus gugusan pulau karang dan atol yang berjejer di kiri jalan. Sesekali aku menoleh ke kanan, dan di batasi bukit terjal itu. (klik ini )

Tiba --tiba, sekejap, bayangan itu muncul lagi. Sekelebat. Senyum nya merekah di luar kaca jendela bis yang ku tumpangi. Lalu suara tawa nya terngiang di telinga. Makin lama, makin jelas kulihat wajah nya. Apakah mungkin pada saat yang sama, ia tengah merindu kan aku.?


Tanpa dapat ku kendalikan, khayal ku menerawang. Kembali ke negri ku. Di tempat ku, ada obyek wisata bernama Pulau Kijing dan Pasir Panjang.  Pulau Kijing terletak di sebelah utara kota Pontianak. Sekitar delapan puluh kilometer dari kota. Sedangkan Pasir Panjang terletak sekitar seratus dua puluh lima kilometer. Tepatnya di daerah Singkawang.  ( lihat disini )

Dulu, aku dan teman-teman ku, biasa kesitu, dengan mencegat truk di  jembatan tol Kapuas, kami pergi ke pulau Kijing. Aku masih ingat, bagaimana kami, yang saat itu masih duduk di bangku Sekolah Menengah pPertama, berpetualang, dengan cara estafet menumpang truk dari kota Pontianak, ke Sungai Kunyit, tempat pulau Kijing berada.  ( Klik disini )


Aku bersama dua  teman ku  menumpang truk sampai di Sungai Pinyuh. Lalu kami diturunkan  di timbangan truk. Dari situ kami melanjutkan perjalanan  dengan menumpang Pick up, sampai di Mempawah.  Lalu menumpang truk lagi sampai di Sungai Kunyit.  Dengan bekal di kantong hanya dua ribu rupiah, kami bertiga sampai juga akhirnya , meskipun waktu sudah pukul tiga sore. Sudah menjelang petang. ( baca juga )

Setelah  puas menjelajah dan berenang di pantai, sekitar jam lima sore, barulah kami memutuskan untuk pulang.  Tapi bagaimana cara nya? Kami tidak punya uang?  Bekal tadi sudah kami belikan roti, buat ganjal perut, yang kelaparan sejak pagi.  Aku mengajak teman ku untuk jalan kaki ke kota Sungai Kunyit, barangkali nanti kita dapat tumpangan disana kata ku.   Kedua teman ku, dengan loyo, mengikuti saran ku.  ( lihat juga )

Waktu sudah jam setengah delapan malam, kami belum juga dapat tumpangan untuk pulang.  Kedua teman ku mulai gelisah, bahkan salah satu nya  mulai merengek dan menangis serta menyesali ikut dengan kami. 


Aku mencoba menghibur mereka, dengan berbagai  cara.  Syukurlah, ada pick up kecil sedang memuat ikan yang  akan dibawa ke ponty.  Kami mencoba mencari sopir nya, dan meyampaikan niat kami untuk ikut menumpang pulang ke ponty.  ( klik link ini )

Sopir nya merasa kasihan dengan kami, hanya saja sisa ruang yang ada diantara keranjang muatan nya, hanya cukup  untuk dua orang.  Kami bertiga memutuskan  untuk tetap ikut, dan duduk dengan cara menekuk kaki.  Sekitar jam Sembilan malam, pick up  berangkat, dan jam dua belas malam, kami diturunkan di pos tempat pembayaran jembatan  tol Kapuas.  Setelah mengucapkan terima kasih, kami ber lompatan dari pick up, dengan badan bau amis, sebab duduk bersama keranjang dengan penuh ikan basah. ( lihat juga )

 Aku berjalan dengan ter pincang-pincang, kaki ku kram, karena terlipat dan di tekuk  selama tiga jam, menempuh  perjalanan sejauh delapan puluh kilometer. Sungguh indah pengalaman petualangan masa kecil itu. ( baca lain nya )

Lamunan ku buyar, ketika  tangan sahabat ku, menggamit lengan ku. "Ayo, kita turun disini," kata nya.  Rupa nya kami sudah sampai di terminal besar kota Sumbawa.  Dari sini kami akan melanjutkan naik angkot kecil, kerumah nya, di daerah Lape  lopok, Desa Dete nama nya,  sekitar tiga puluh kilometer dari kota Sumbawa Besar .

Sahabat ku itu terlihat gembira sekali. Dan aku tersenyum membalas kegembiraan hati nya. Kami tiba dirumah nya, sekitar pukul empat sore dan disambut dengan hangat oleh keluarga nya. #Bersambung Episode :27 ( baca disini ) ( baca dari awal )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun