Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pontianak Negeri Bertuah ( Eps. 1)

27 Agustus 2019   23:07 Diperbarui: 29 Oktober 2019   21:25 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRUE Story   :   Novel Online  Serial : Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan  ( Eps.1 ) 

E P I L O G

"Takkan Melayu, hilang di bumi,!" ( Sumpah Laksamana Hang Tuah) 

Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan :  Sebuah Catatan Hati  Seorang Lelaki.  Bertutur tentang catatan hati seorang lelaki, yang meninggalkan tanah kelahiran nya. Sahabat dan teman nya, kerabat dan famili nya. Demi cita - cita mengubah nasib, untuk hidup yang lebih baik. Mengembara sebatangkara, dengan luka di dada, karena terpisah dari belahan jiwa nya,!"  Buah Pena  : Arie Rakasiwi. Rampung ditulis 12 Bab, di  Jakarta. 2014.

Kampung ku dekat Mesjid Sultan 

Matahari bersinar cerah pagi ini. Seperti biasa aku bergegas mandi di sungai kecil belakang rumah yang berjarak sekitar lima puluh meter. Air pasang naik, sehingga leluasa untuk berenang dan menyelam sambil bercanda dengan beberapa teman yang sebaya, kami memulai hari dengan ceria

"Bekubang," - episodeku.blogspot.com
"Bekubang," - episodeku.blogspot.com
Setelah cukup puas, aku segera meraih handuk kecil di atas tangga, mengeringkan badan dan bergegas naik. Dirumah , Mak telah menyiapkan baju seragam dan sarapan pagi ini, segelas kecil kopi dengan dua biji pisang rebus.  Ku hirup kopi panas sambil membuka kulit pisang rebus hangat. 

Lahap, satu biji sudah berpindah ke perutku. Sisa yang satu biji, ku masukkan dalam tas, bekal buat istirahat di sekolah nanti.

"Mak, saya berangkat dulu ya,?" aku pamit pada Mak, sebelum menyambar tas dan mengikat tali sepatu. ( klik disini )

"Ya, hati --hati dijalan, nanti langsung balek, kalau sudah selesai sekolah," sahut Mak dari depan tungku dapur perapian kayu bakar tempat memasak, yang terbuat dari tanah liat kering, di dapur kami.

"Ya , Mak!" jawabku singkat, langsung meng hambur ke jalan gertak didepan rumah kami. ( klik ini )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun