Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gemericik Hujan di Tepian Pagi

25 Mei 2024   11:08 Diperbarui: 25 Mei 2024   11:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pixabay.com

Telah basah semua jalan
Pun dedaunan rimbun yang menutupi pohon
Lebatnya keberadaan mereka tak bisa menyembunyikan batang-batang kayu dan bunga-bunga yang mulai bermekaran
Tetapi lihat nampak indahnya segala berhiaskan butir hujan sisa lebatnya guyuran hujan semalam
Meski di pagi ini masih ada sisa gemericiknya di tepian pagi

Seperti halnya cinta di hati yang saking derasnya tak bisa lagi menutupi tatapan mata
Saking dalamnya sehinga tak bisa memungkiri dan menghindari
Hanya hati yang baik bisa merasakan dan melihatnya
Dalam diam seolah semesta ikut mengatakan
Membisik lembut bahwa ada cinta di hati yang merindu

Gemericik hujan pagi ini telah menyadarkannya
Ada cinta tempat ia bersandar dari penat
Cinta yang membuatnya bahagia bagai bunga-bunga bermekaran
Meski kadang ada hiasan air mata
Namun bulir-bulirnya menambah keindahan dalam doa yang tak samar
Jangan menghindari cinta lagi ya

Air mata itu seperti hujan yang membasahi dan menyegarkan
Menambah keindahan
Ingat hanya jika cintamu tulus dan bukan bagian dari drama-drama di kehidupan nyata
Ini bukan negeri dongeng
Terima dan rasakan semua dengan lapang dada
Cinta tak harus bersama
....

Written by Ari Budiyanti
25 Mei 2024
#PuisiHati AriBudiyanti

37-2.824


Baca juga: Kala Hujan Lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun