Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melepas Amarah

11 Desember 2023   20:04 Diperbarui: 11 Desember 2023   20:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iluatrasi by FB page Inspired Angels

Aku melompat. Saat mendengar sebuah umpat. Kau bilang aku jahat. Kata-katamu membakar emosi sangat. Kau sungguh-sungguh membuatku seolah penuh sengat.

Sakit dan perih oleh kalimat-kalimat tak bermakna. Bukankah itu alasan baik untukku marah. Itu sebuah alasan bagiku tak bersikap ramah. Kau berhasil membuatku jengah.

Namun aku tak mau kalah oleh amarah. Aku tak mau tenggelam dalam pedih hati. Aku tak mau hanyut dalam gejolak kata yang menepikan diri. Aku tahu harus bangkit dari terpuruk yang parah. 

Ini tentang keputusan dalam pilihan. Menanggapi pahitnya kata-kata dengan pahitnya rasa. Tak akan bisa menyelesaikan sengketa. Ada yang perlu beralih menebar berjuta cinta. 

Amarah tak boleh berkuasa. Amarah hanya sebuah keputusan diri yang lara. Sepahit apapun keadaan di depan tak pantas membiarkan amarah bertahta. Hati harus dalam tenang kata seterusnya. Hanya bisa dipelajari dalam Diri Sang Pencipta semesta. 

Berhentilah dikuasai amarah. Berhentilah membuat diri melompat karena kata-kata jahat. Berjalanlah dalam damainya rasa diri. Ayo pergi bersamaku menuju ketenangan surgawi dan tanggalkan amarah.

 .....

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

Baca juga: Amarah

11 Desember 2023.

13-2.701

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun