Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melintas Memori "Cinta Monyet"

14 November 2020   06:47 Diperbarui: 14 November 2020   07:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: mypositiveparenting.org

Dag dig dug
Bukan suara geludug
Deg degan
Yang kurasakan

Bila sekelebatnya hadir
Bila bayangannya mampir
Merasa senang sendiri
Senyum terkembang di sanubari

Saat sapanya mendekat
Hati menjadi hangat
Saat senyumnya merekah
Dunia terasa menjadi lebih indah

Hanya sahabat yang tahu rahasia
Seharusnya beberapa saja
Namun mengapa tetiba sekelas mengerti
Ramailah kini setiap sekelebatnya menampakan diri

Sekarang hanya bisa tertawa
Mengingat sepenggal rasa di masa remaja
"Cinta monyet" itulah kata mereka
Rasa sesaat di masa masih sangat muda

...

written by Ari Budiyanti
#puisiHatiAriBudiyanti
14 November 2020

Artikel ke 1157

*terinspirasi percakapan mengenang masa lalu dengan teman SMP

Cinta monyet = (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah)

Sumber  KBBI

#cintamonyet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun