Ternyata tak mudah menanggalkan luka
Yang telah terlanjur membarut dalam hati
Mengoyakkan rasa nyaman yang selama ini ada
Membuyarkan segala kedamaian nurani
Lantunan doa telah ternaikkan
Segala usaha ditempuh untuk melupakan
Namun mengapa tajamnya cengkraman
Membuat gelora luka terus membeban
Aku tahu ini hanya sebuah siksaan yang kubuat pada diri
Ketika tak mudah sekedar menghentikan ingatan
Pada sisa dan bekas luka yang tersembunyi
Masih teronggok manis di ruang pikiran
Tak bisa lagi tentram hati menghadapi kenyataan
Melihat hadirnya selalu di hadapan
Membuat mata terus ingin memberi tatapan
Pada sebuah kemuraman yang tergores menjadi pahitnya kenangan
Dengan puisi ini aku ingin pergi
Melarikan diri dari serangan rasa benci
Untuk sementara ataukah selamanya
Sungguh tak bisa kutakar dalam rencana
Aku memilih pergi saat ini
Memberi sedikit ruang untuk menyepi
Dari gempuran amarah nurani
Yang belum terlepas dari hangatnya rasa nyeri
Ini mungkin bukan sebuah kekalnya perpisahan
Ini mungkin hanya sebuah ungkapan kesementaraan
Tapi ini pula bisa sebuah keabadian
Kutunggu apa kata hatiku di persimpangan pergumulan
...
Note: Pada Frasa "Amarah Nurani " yang dimaksudkan adalah amarah yang menghujam hati.Â
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
30 Juni 2020