Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Kata Perpisahan (Selamat Tinggal)

30 Juni 2020   19:50 Diperbarui: 30 Juni 2020   20:57 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata tak mudah menanggalkan luka
Yang telah terlanjur membarut dalam hati
Mengoyakkan rasa nyaman yang selama ini ada
Membuyarkan segala kedamaian nurani

Lantunan doa telah ternaikkan
Segala usaha ditempuh untuk melupakan
Namun mengapa tajamnya cengkraman
Membuat gelora luka terus membeban

Aku tahu ini hanya sebuah siksaan yang kubuat pada diri
Ketika tak mudah sekedar menghentikan ingatan
Pada sisa dan bekas luka yang tersembunyi
Masih teronggok manis di ruang pikiran

Tak bisa lagi tentram hati menghadapi kenyataan
Melihat hadirnya selalu di hadapan
Membuat mata terus ingin memberi tatapan
Pada sebuah kemuraman yang tergores menjadi pahitnya kenangan

Dengan puisi ini aku ingin pergi
Melarikan diri dari serangan rasa benci
Untuk sementara ataukah selamanya
Sungguh tak bisa kutakar dalam rencana

Aku memilih pergi saat ini
Memberi sedikit ruang untuk menyepi
Dari gempuran amarah nurani
Yang belum terlepas dari hangatnya rasa nyeri

Ini mungkin bukan sebuah kekalnya perpisahan
Ini mungkin hanya sebuah ungkapan kesementaraan
Tapi ini pula bisa sebuah keabadian
Kutunggu apa kata hatiku di persimpangan pergumulan

...

Note: Pada Frasa "Amarah Nurani " yang dimaksudkan adalah amarah yang menghujam hati. 

...

Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
30 Juni 2020

...
Sebuah kutipan indah

Lewis Smedes: 

"Orang pertama dan seringkali satu-satunya orang yang disembuhkan oleh pengampunan adalah orang yang mengampuni itu ... Ketika kita memaafkan dengan tulus, kita membebaskan sang tawanan dan kemudian menemukan bahwa tawanan yang dibebaskan itu adalah kita."
...

To all dear friends in Kompasiana, Thank you for all support and prayer. God bless you abundantly

(Warm Regards, Ari Budiyanti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun