Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Akhirnya Berpisah

24 September 2019   18:00 Diperbarui: 24 September 2019   18:18 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon mangga depan rumah di kampung sudah ditebang. Photo by Ari

Rindangmu menyejukkan
Menyeimbangkan polusi di sekitarmu
Terus tumbuh tinggi
Pernah dan sering berbuah lebat
Memberi kepuasan pada pemilikmu


Ada kalanya buahnya dijual
Ah harganya sangat murah di sini
Satu pohon hanya 25.000
Sampai mengesalkanku
Pikirku berkeranjang keranjang
Hanya ditukar uang sedikit


Aku lupa ....
Sebenarnya engkau sedang dijadikan
Saluran kebaikan bagi orang lain
Penjual buah mendapat banyak keuntungan
Saat buahmu dijual murah oleh pemilikmu
Ya .. kebaikan hati pemilikmu saja


Kini.. mereka meminta
Agar kau disingkirkan
Harus segera ditebang ..
Harus segera berakhir hadirmu
Dalam memberi manfaat bagi sekelilingmu


Ya ..
Karena akarmu
Kata mereka
Sudah terlalu besar dan banyak
Menghalangi aliran air di saluran air di bawahmu


Entah harus rasakan apa aku
Mungkin sedih
Kau salah satu pohon kesukaaanku
Kau sudah ada di sana
Bertahun tahun
Juga menemani masa kecilku
Menjadi saksi bisu semua kenangan kami


Di sini
Di depan rumah kami
Kita harus segera berpisah
Sedih
Namun harus diterima

(Puisi ini ditulis sebelum pohon ditebang, dan kini sudah ditebang, hanya tertinggal kenangan)

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun