Mohon tunggu...
Ariana Maharani
Ariana Maharani Mohon Tunggu... Dokter - MD

Pediatric resident and postgraduate student of clinical medical science at Universitas Gadjah Mada, Instagram: @arianamaharani

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jika Aku Menjadi Pasien di Usia Senja

6 Desember 2022   18:27 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:16 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter memeluk pasien lansia| AFP PHOTO/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/Go Nakamura via Kompas.com

"Saya mau dirawat di Puskesmas saja dok.."

"Kenapa pak? Apakah ada hubungannya dengan masalah pembiayaan pak? Bapak kan punya kepesertaan JKN."

"Bukan dok, nanti kalau saya dirujuk ke RS, saya kesepian, tidak ada keluarga yang menjenguk." Jarak RS dengan Puskesmas kami kurang lebih sekitar 62 km. 

Saya terdiam. Ternyata penyakit bukanlah sebuah masalah besar bagi seorang laki-laki di usia senjanya. Baginya, bertemu keluarga dan tetangga yang secara rutin bergantian maupun bersamaan menanyakan kabarnya adalah hal yang paling ia senangi. 

Di dalam hati kecil saya, saya begitu ingin mengabulkan kesungguhan sang kakek untuk tidak dirujuk ke rumah sakit, namun saya menyadari bahwa dengan kondisinya yang sesak dan saturasi oksigen yang begitu fluktuatif rasanya tidak pas jika beliau saya tahan untuk tetap berada di Puskesmas, terlebih Puskesmas kami bukanlah Puskesmas perawatan atau Puskesmas yang menyediakan layanan rawat inap. 

Saya menjelaskan indikasi atau alasan mengapa beliau harus sesegeranya dirujuk dan apa yang mungkin saja terjadi jika tidak dilakukan rujukan segera. Saya memanggil seluruh keluarga untuk turut berdiskusi. 

Jawaban akhir tetap tidak. Beliau memilih pulang dan meminta untuk diresepkan obat-obat yang ada di Puskesmas untuk mengurangi gejala batuk berdarah, sesak, dan nyeri pada dadanya. 

Beliau menandatangani surat menolak rujukan sambil mengucapkan terima kasih kepada saya karena menghormati keputusannya. Beliau mengatakan beliau memahami apa yang mungkin terjadi kepada beliau di masa depan.

Dari beliau saya belajar bahwa untuk menjadi seorang dokter, mempraktikkan teori dan keterampilan kedokteran saja tak cukup. 

Kedokteran adalah tentang seni dan humanisme. Mengingat, pasien datang tak hanya membawa keluhan yang ada pada fisiknya, namun juga masalah dalam kehidupannya, yang saling berkaitan dengan penyakitnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun