Mohon tunggu...
Thomas Satriya
Thomas Satriya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sedang mengetik ...

Mari belajar bersama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi, Surabaya!

24 Juni 2019   07:05 Diperbarui: 24 Juni 2019   07:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pribadi (Taman Surabaya)

Hawa dingin yang menyergap kota Surabaya adalah usaha sia-sia pasukan NICA yang tak mampu bekukan gelora jiwa orang-orang merdeka,
karena semangat dan keberanian adalah sengatan panas matahari yang akrab mengumpat kepada sahabat bumi

Gunung Arjuno tak butuh kikuk menunjukkan kehadirannya,
dan perlombaan burung-burung dara adalah hal biasa yang menjelajah ruang-ruang kota,
bagai bunga-bunga tabebuya
yang menjadikan jalanan kota halaman rumahnya tanpa persetujuan yang memang tak perlu

Lukisan dan nyanyian tak perlu sungkan tampil di pusat-pusat perbelanjaan,
layaknya kepulan asap tembakau yang menjadi teman di warung kopi jalanan
atau gedung-gedung tinggi menjulang menatap kampung yang lulus ujian zaman

Kelembutannya adalah taman yang banyak terselip di tengah jembatan, atau kupu-kupu yang bebas terbang di tengah deru mesin kendaraan yang berlalu lalang

Kehidupannya menggoda
seperti aroma sate kelapa yang tak ragu berpadu dengan pedasnya rujak cingur yang tak pernah membuat jera.
Ah, sepertinya aku terlalu banyak berkata-kata.
Ayo, rek! Kita ngopi dulu, agar hidup bersama tetap terjaga.

Surabaya, 24 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun