Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Semalam di Little India

6 Mei 2020   07:28 Diperbarui: 6 Mei 2020   07:37 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sedang kepada Sheila, Maman melipatkan kedua telapak tangannya dan diletakkan  di depan dadanya sebagai tanda salam, Sheila pun membalas yang demikian.

"Mari ikut saya," ujar Maman dengan ramah.

Maman menawarkan bantuan untuk mengangkat barang yang dibawa Sheila namun perempuan itu menolak secara halus dan mengatakan terima kasih. Mereka berempat menuju mobil yang dibawa Maman yang diparkir di sebelah terminal kedatangan luar negeri.

Tiba di mobil, koper dan beberapa tas yang dibawa dimasukkan ke dalam mobil. Setelah semua barang yang dibawa masuk, selanjutnya Maman duduk di belakang kemudi. Rama duduk di depan di samping Maman, sedang Sheila dan Mimin berada di tengah duduk berdampingan.

Mobil bergerak meninggalkan tempat parkir dan berjalan melintasi aspal yang mengarahkan keluar bandara. Selanjutnya mobil memasuki jalan tol. Seperti biasa, memasuki jalan yang disebut bebas hambatan itu, kepadatan mulai terjadi. Mobil-mobil berderet, antrian panjang mengular. Melihat hal yang demikian bagi Sheila merupakan hal yang baru, pasalnya di negaranya hal demikian jarang terjadi. Bagi Rama, Mimin, dan Maman, hal demikian merupakan suatu hal yang membosankan.

Untung Maman yang seorang polisi sudah biasa mengendarai mobil sehingga tahu sela-sela untuk tidak terjebak pada kemacetan yang panjang dan menjenuhkan. Jalan ke rumah Rama berada di pinggiran Jakarta. Jarak tempuh ke sana lumayan jauh. Setelah menyusuri jalan tol dan beberapa jalan menuju ke arah pinggiran, tibalah mobil itu di sebuah rumah yang terlihat asri.

Bangunan rumah itu terlihat bagus dan besar. Halamannya luas yang ditumbuhi rumput hijau yang terpelihara. Ada beberapa jenis tanaman bunga yang beraneka warna dan beberapa pohon mangga yang menjadi perindang. Lingkungan yang asri itu membuat suasana menjadi adem.

Mendengar deru mobil masuk ke dalam halaman rumah Cipto Menggolo, orang yang di dalam berhamburan, mereka adala Pak Cipto Menggolo, ayah Rama; Bu Rodiyah, ibu Rama; dan Rima, adik Rama;

Sebelumnya mereka sudah diberi tahu kalau hari ini Rama datang dari Kuala Lumpur. "Ramaa...," Bu Rodiyah berteriak kegirangan berlari menuju dirinya dan langsung memeluk erat-erat. Sepertinya Bu Rodiyah kangen sebab sudah lama tak berjumpa dengan anaknya. Rama membalas pelukan erat ibunya. Sementara Pak Cipto juga mendekati dan selanjutnya memeluknya. Rama membalas pelukan erat itu. Pada adiknya, Rima, Rama juga memperlakukan hal yang sama.

Saking rindunya, Sheila hampir dilupakan. Syukur Rama segera ingat kalau dia membawa anak orang yang dicintai dan telah diwanti-wanti agar menjaganya.

"Ibu, ayah, ini Sheila," ujar Rama kegirangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun