Mohon tunggu...
Dr Akhmad Aflaha SE MM
Dr Akhmad Aflaha SE MM Mohon Tunggu... Dosen

Akademisi, penulis, dan praktisi pendidikan yang dikenal melalui karya-karyanya di bidang pengembangan karakter, manajemen strategik, dan pemberdayaan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

BBC London, Kota Kecil, dan Mimpi Seorang Pendengar Setia

26 Juli 2025   19:00 Diperbarui: 26 Juli 2025   19:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 1996. Dunia terasa berbeda dari sekarang. Internet belum menjangkau banyak pelosok. Ponsel masih barang langka dan mewah. Tapi suara-suara dari luar negeri bisa menembus batas-batas negara—melalui radio.

Saya masih berusia 22 tahun. Hidup di sebuah kota kecil yang tenang, penuh tantangan, namun juga menyimpan harapan besar. Seperti kebanyakan pemuda lain di masa itu, saya mencari arah. Tapi saya menemukan cahaya dari tempat yang tak diduga: gelombang pendek radio.

Adalah BBC London, suara dari negeri jauh yang justru terasa begitu dekat di hati. Setiap malam saya duduk di depan radio tua, memutar tombol frekuensi dengan sabar, menanti suara khas penyiar BBC menembus semesta sunyi di kamar. Kadang suaranya tak jernih, penuh noise, kadang hilang-timbul. Tapi bagi saya, itu adalah suara dunia. Dunia yang lebih luas dari kota kecil saya.

Saya mendengarkan berita internasional, laporan budaya, hingga dialog intelektual dari program-program khas BBC. Dari sinilah saya mulai menyukai narasi-narasi jurnalistik yang jernih, adil, dan berpihak pada nilai. BBC bukan hanya radio, tapi sekolah diam-diam yang mendidik saya tentang keberimbangan informasi, keberanian bertanya, dan pentingnya suara kritis.

Saya tak hanya mendengar—saya menulis. Saya mengirim surat ke BBC. Saya sampaikan pendapat, tanggapan, bahkan kritik. Dan luar biasanya, mereka membalas. BBC mengirim paket buku langsung ke rumah saya. Bayangkan, seorang pemuda dari kota kecil Indonesia mendapat kiriman dari London! Rasanya seperti menjabat tangan dunia.

Itulah pertama kalinya saya merasa dihargai sebagai pemikir muda. Di saat lingkungan sekitar mungkin tak banyak menanggapi isi kepala saya, radio BBC justru meresponnya. Bukan karena saya siapa-siapa, tapi karena saya mau berpikir dan menyuarakan.

Hari ini, ketika semua orang bisa menulis status dan mengunggah konten, saya kembali mengingat masa itu. Betapa satu suara bisa membentuk mimpi, betapa satu surat balasan bisa menyalakan nyala semangat belajar.

BBC London bukan hanya frekuensi. Ia adalah bagian dari perjalanan saya. Dari kota kecil, saya belajar bermimpi besar. Dan kini, saat saya menjadi dosen, penulis, dan bagian dari komunitas sosial yang ingin menyebarkan nilai—saya tahu, semuanya tak lepas dari suara radio yang dulu menemani malam-malam sunyi saya.

Terima kasih, BBC. Kau sudah menjadi guru dari jauh—yang tak pernah saya temui, tapi sangat saya hormati.

Catatan Penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun