Puisi 1
Kakakku, Penjaga Langitku
Karya : Aprina Enzel Sihotang
Kakakku bagai langit biru
Tempatku berteduh saat ragu
Ia tersenyum saat aku pilu
Menghapus tangis tanpa jemu
Dengan peluknya yang selalu syahdu
Ia buat dunia terasa baru
Ketika aku takut pada malam
Ia hadir dengan nyala dalam
Cerita-ceritanya jadi salju
Yang menenangkan hatiku yang beku
Ia bintang saat aku gelap
Selalu tahu arah meski tak tampak
Kakakku bukan hanya saudara
Ia guru dalam segala perkara
Mengajarkanku arti bertahan
Dalam luka dan kehilangan
Ia temani langkah-langkahku
Saat dunia tak ramah padaku
Di balik kerasnya suara tegas
Ada cinta yang tulus dan ikhlas
Ia marah karena sayang
Menuntunku agar tak bimbang
Menjadi cahaya yang tak padam
Menjaga walau dalam diam
Kakak, aku mungkin sering bandel
Namun kasihmu tetap tak tenggelam
Kau beri tanpa meminta balas
Kau jaga meski lelah tak terbalas
Rasamu lebih dari emas
Cintamu tak tergantikan oleh batas
Saat aku jatuh dan menyerah
Kau dorong aku dengan cerah
Kau genggam tanganku kuat
Meski hidup sedang berat
Kau tetap berdiri teguh
Agar aku tak merasa runtuh
Aku ingat semua pengorbananmu
Kala aku sakit, kau pun terpaku
Tak tidur hanya demi jaga
Menanti aku kembali ceria
Hatimu begitu mulia
Tak terganti oleh siapa pun juga
Kini aku tumbuh perlahan
Belajar dari setiap ajaran
Kau adalah inspirasiku
Dalam tutur, sikap, dan laku
Setiap langkah yang ku ambil
Adalah jejakmu yang tak tergantikan
Aku mungkin belum sempurna
Tapi aku ingin kau bangga
Suatu saat nanti, kakakku
Akan kubalas semua untukmu
Dengan doa dan cinta yang nyata
Sebagai tanda terima kasih dari jiwa
Kakak, kau rumah pertamaku
Pelukmu tempatku berteduh
Doamu bekal dalam lelahku
Namamu selalu dalam jiwaku
Sayangku tak pernah pudar
Karena kau kakakku yang benar-benar sabar
**********
Puisi 2
Â
Di Balik Bayangmu, Aku Bertumbuh
Karya : Aprina Enzel Sihotang
Di balik bayang langkahmu
Aku tumbuh, kakak, perlahan waktu
Kau tak pernah minta dipuji
Meski tiap peluhmu untukku terjadi
Kau jalani peranmu dalam diam
Namun jejakmu abadi dalam kalam
Kau rela mengalah dalam banyak hal
Agar aku bisa merasa senang dan kekal
Tak pernah marah bila aku egois
Hanya menasihati dengan hati yang manis
Kau tak pernah tunjukkan lelah
Padahal kau pun ingin istirahat, bukan menyerah
Kakak, aku sering diam melihatmu
Kau sibuk tanpa lelah bantu ibu
Kadang ku malu sendiri
Tak bisa setegar dan sepeduli
Tapi hatimu tulus tanpa pamrih
Selalu hadir saat aku merintih
Waktu kecil aku sering menangis
Kau gendong aku, membuatku manis
Kau ceritakan dongeng khayal
Agar aku tertidur tanpa soal
Kini aku sadar, semua itu cinta
Yang tak pernah kau ucapkan dengan kata
Aku ingin kau tahu, Kak
Doaku selalu menyebut namamu tiap langkah
Kau panutanku dalam diam
Kau pahlawan di balik senyuman
Bukan karena kekuatan fisikmu
Tapi karena besarnya hatimu
Kau ajarkan aku tentang sabar
Tentang jujur dan jadi pintar
Bukan lewat perintah atau ceramah
Tapi dari contoh dan arah
Setiap sikapmu jadi teladan
Yang kutanam dalam tindakan
Pernah suatu hari aku kecewa
Kau peluk aku tanpa banyak tanya
Kau tak menghakimi, hanya mendengar
Dan itu membuatku merasa benar
Aku tak sendiri, ada kamu
Yang rela jadi pelindung hatiku
Meski kita tak selalu satu pendapat
Dan kadang beradu dalam debat
Tapi itu tak pernah ubah rasa
Cintamu tetap ada, tanpa jeda
Karena kita bukan sekadar darah
Tapi jiwa yang saling arah
Suatu hari, aku ingin membalas
Meski kutahu cintamu tak pernah menagih balas
Tapi biarlah kasih ini tumbuh
Menjadi senyum di wajah teduh
Kau yang telah menanam banyak
Kini biar aku yang memberi payung dari hujan yang basah
Kakakku, terima kasih selalu
Karena jadi cahaya dalam kelabu
Meski tak sering kuucapkan
Tapi cintaku padamu tak terbantahkan
Sampai akhir nanti, kak
Kau tetap tempat pulang dan sandaranku yang bijak
**********
Puisi 3
Kakak, Aku Ingin Seperti Dirimu
Karya : Aprina Enzel Sihotang
Kak, tahukah kau diam-diam
Aku ingin sekuat langkahmu dalam diam
Kau tak banyak bicara soal lelah
Tapi semua masalah kau patahkan megah
Kau sembunyikan tangis agar aku tenang
Kau berikan senyum meski kau bimbang
Kau selalu jadi yang pertama
Mendahulukan aku tanpa tanya
Tak peduli kau butuh juga
Asal aku bisa bahagia
Aku sering tak sadar saat kecil
Bahwa itu semua adalah kasihmu yang tak sedikit
Kini aku mengerti semuanya
Saat aku mulai dewasa dan membuka mata
Kau menunda mimpimu demi aku
Menjaga rumah saat ayah tak mampu
Kau jadi pilar tanpa mengeluh
Kau jadi pelindung walau rapuh
Aku bangga punya kakak sepertimu
Yang sabar, tulus, dan selalu penuh waktu
Kau ajarkan aku mandiri
Kau dorong aku berdiri
Kau buat aku percaya diri
Meski dulu aku selalu ragu sendiri
Saat aku gagal, kau tak tertawa
Kau peluk aku, kau beri cahaya
Kau bilang, "Luka itu guru terbaikmu."
Dan aku pun bangkit karenamu
Kau percaya padaku sejak awal
Meski aku ragu, kau tak pernah berpaling
Kadang kita jauh karena kesibukan
Tapi hatiku tetap padamu tertambatkan
Setiap langkahku, kau ada
Dalam doa, dalam cita-cita
Aku ingin kelak berkata bangga
"Aku sukses karena kakakku yang luar biasa."
Kau mungkin tak tahu
Tapi setiap malam, aku berdoa untukmu
Agar kau diberi bahagia
Agar mimpimu lekas nyata
Karena orang sebaik dirimu
Pantas mendapat dunia yang indah itu
Terima kasih telah jadi inspirasi
Dalam hidupku yang penuh proses ini
Tanpamu aku bukan apa-apa
Tanpamu aku tak akan percaya
Bahwa cinta itu sederhana
Dan nyata dalam segala cara
Kak, kelak jika aku besar
Aku ingin membalas dengan benar
Bukan hanya dengan kata atau hadiah
Tapi dengan keberhasilan yang penuh semangat
Agar kau tahu, aku tak sia-siakan
Setiap peluh dan harapan yang kau tanamkan
Kau adalah contoh terbaik
Yang tak pernah mencari sorotan publik
Namun hatimu seindah pelangi
Yang datang di tengah badai sunyi
Kau kakakku, sekaligus pahlawanku
Dan aku akan selalu sayang padamu
**********
Puisi 4Â
Dalam Peluk Kakakku
Karya : Aprina Enzel Sihotang
Ketika dunia terasa menakutkan
Pelukmu jadi rumah paling menenangkan
Kak, kau seperti perisai
Melindungiku dari resah yang usai
Dalam hangatmu aku belajar
Bahwa kasih sayang bisa menyembuhkan segala
Setiap kali aku jatuh dan terpuruk
Kau bangkitkan aku dengan tepuk
Lembut tanganmu mengusap luka
Membuatku merasa berharga
Kau lihat aku bukan dari lemahku
Tapi dari potensi yang belum kutahu
Kau bukan orang sempurna
Tapi cintamu tanpa cela
Kau berbuat tanpa minta balasan
Hanya ingin aku jadi lebih berperan
Kau tak mengikat, tapi menuntun
Dengan caramu yang lembut dan penuh pun
Pernah kita bertengkar dan saling diam
Tapi tak lama kau tetap mengayomi dalam kelam
Kau mendekat dengan senyum ragu
Lalu mengucap, "Maaf, aku terlalu tegas padamu."
Saat itu aku tahu satu hal
Kau mencintaiku melebihi egomu yang kekal
Kak, tak semua orang punya sepertimu
Yang hadir bukan hanya saat lucu
Tapi juga saat dunia terasa sempit
Kau tetap ada, tak menghindar sedikit
Kau beri aku rasa aman
Seolah dunia ini tak pernah terlalu kelam
Aku tak tahu apa yang bisa kubalas
Selain jadi adik yang tak membuatmu lelah
Tapi percayalah satu hal dariku
Cinta ini akan selalu untukmu
Meski nanti kita jauh tempat
Doaku akan selalu menyertai langkahmu yang hebat
Aku ingin menjadi pantulan kebaikanmu
Menjadi cermin dari jiwamu yang luhur itu
Jika kelak orang berkata padaku
"Apa rahasia kekuatanmu?"
Akan kujawab, "Kakakku. Ia sumber semangatku."
Dan mereka pun akan tahu
Kak, pelukmu seperti puisi
Yang tak pernah selesai aku tulisi
Tiap baitnya mengandung cinta
Yang tak tergantikan oleh dunia
Kau temani aku melewati badai
Dengan sabar yang tak pernah surut sampai akhir
Jika boleh meminta pada Tuhan
Aku ingin bersamamu dalam kehidupan berulang
Bukan hanya sebagai saudara
Tapi sahabat yang tak terpisah
Karena bersamamu, aku belajar
Bahwa cinta bisa menyelamatkan dari amarah
Kini aku menulis puisi ini
Dengan air mata yang jatuh sunyi
Bukan karena sedih, tapi terharu
Karena aku sangat bersyukur memilikimu
Kakakku, terima kasih untuk segalanya
Cinta ini tak akan pernah luntur selamanya
**********
Puisi 5
Cinta Seorang Adik
Karya : Aprina Enzel Sihotang
Kak, mungkin aku tak selalu pandai berkata
Tapi hatiku penuh untukmu setiap saatnya
Kau adalah teman di setiap musim
Selalu hadir tanpa pamrih dan resah terpendam
Kau ajarkan aku mencintai hidup
Tanpa harus menjadi orang lain
Aku masih ingat tawa kita
Saat hujan datang dan kau menari di depannya
Kau ajak aku tertawa lepas
Membuat gelisahku hilang seketika
Kau ajarkan aku cara bersyukur
Dengan hal-hal kecil yang jujur
Kau tak pernah memaksa aku berubah
Tapi kehadiranmu membuatku tumbuh gagah
Kau menegur saat aku salah
Tapi tetap dengan cinta yang ramah
Kau percaya padaku lebih dulu
Sebelum aku belajar percaya pada diriku sendiri
Kadang aku cemburu diam-diam
Karena semua orang menyukaimu dengan dalam
Tapi lalu aku sadar perlahan
Bahwa aku adalah orang yang paling beruntung
Karena bisa memanggilmu "Kakak"
Dan jadi bagian dari hidupmu yang kuat
Saat aku takut mimpi terlalu tinggi
Kau katakan, "Tidak apa, coba lagi."
Kau hadir sebagai cahaya
Dalam dunia yang penuh tanda tanya
Dan kini aku berani bermimpi
Karena kakakku pernah memimpikannya untukku dulu
Kau bisa saja memilih pergi
Tapi kau tetap di sini, temani aku berdiri
Meski dunia kadang kejam
Cintamu membuat segalanya tentram
Kau peluk aku tanpa banyak kata
Dan itu lebih menenangkan dari segalanya
Kak, terima kasih untuk sabar yang tak terukur
Untuk semua cerita yang kita lalui jujur
Kau bukan hanya bagian dari kenangan
Tapi juga masa depan yang terus berjalan
Aku akan jaga setiap kisah
Yang kita ukir dengan tawa dan lelah
Biar waktu terus berjalan
Kita mungkin tumbuh dan berpindah halaman
Tapi hatiku takkan berubah
Kau tetap nomor satu di setiap langkah
Cintaku padamu bukan sesaat
Tapi selamanya, hingga akhir hayat
Saat nanti aku dewasa
Dan kau mungkin tak lagi di sampingku biasa
Kau tetap akan hadir di pikiranku
Sebagai cahaya dan rindu
Sebagai alasan aku kuat
Sebagai cinta yang tak pernah lewat
Kakakku tercinta, ini puisi terakhir
Tapi cintaku padamu takkan pernah berakhir
Kau adalah rumah, pelindung, dan cahaya
Dalam tiap mimpi dan harapanku yang nyata
Terima kasih, kak, atas segalanya
Dari adikmu yang selalu mencintaimu sepenuh jiwa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI