Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Carnation Merah

31 Maret 2020   13:18 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: Pinterest/aav0)

Tentang carnation merah yang kau tinggalkan dahulu. Kini mekar menghiasi taman bunga, serupa milik Eros yang pernah kita puja, Tuan. 

Berdatangan banyak rama-rama penggoda. Menyesap nektar atau sekedar singgah. Membuatnya semarak bak lukisan surgawi. Hanya saja, punya kita subur di bentala mimpi.

Di rumah berlatar ungu itu, kau bilang akan pulang. Namun senyap masih menghiasi setapak lapuk kayu di halaman depan. Musim berganti, kau lewatkan lagi semi serumpun hati. Jangan khawatir, lumbung langit sudi menyiramnya hingga menyeruak wangi.

Tuan, tak ada yang setangguh kau dalam ingatan. Tak ada yang setabah kau menghadapi gelagar alam. Sekian candra terlewat. Sekian gemerlap rasi meredup. Masih engkau, Tuan, yang sanggup membahana di tiap relung sukma.

Aku nanti kau pulang.
Kamar hati kukunci dalam diam.
Carnation merah semakin subur menghias taman.

- Jakarta, 16 Februari 2020 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun