Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cawan Pendosa

4 Desember 2019   11:28 Diperbarui: 4 Desember 2019   11:30 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image: Fatima Bacot)

mari, Renjana...
sejenak kita sesap anggur dari cawan pendosa
merengkuh angkara tanpa basa-basi busuk nirmala
pura duka, biar saja melanglang buana
pada jenggala hati yang tak lagi rimba
kau sungguh tahu, rimbunan aksara tak lagi sama
sejak nestapa pukul tiga, kita genapkan seluruh rasa

puisi ini, Renjana, memiliki calar tak kasatmata
tak biram pun lebam,
tak ronyok pun pilu
ia sepotong puisi cacat
terbentuk dari rajut aksara yang tak selesai
ia sepotong puisi rusak
sekumpulan tabu, haram adanya

maka, Renjana, janganlah berburuk sangka
jika puisi ini tak sempurna
karena ia adalah raungan bisu,
yang tak menjelma menjadi apa-apa,
ingar bingar tanpa pesta pora,

seperti kita.

- Jakarta, 27 September 2019 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun