Mohon tunggu...
Apia Renwarin
Apia Renwarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Apia Renwarin : universitas pendidikan Muhammadiyah Sorong Hoby : olahraga Kegiatan : modul Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kampung Toleransi Jalan Luna

7 November 2022   21:11 Diperbarui: 7 November 2022   21:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian, sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua Kampung Toleransi, Lurah Kelurahan Jamika, Ketua Kecamatan Bojong Loa Kaler, dan Ridwan Kamil. Dilanjut dengan penandatanganan monumen Kampung Toleransi oleh Ridwan Kamil.

Praktik toleransi di Gang Luna

Sikap rukun bergama di Gang Luna diketahui sudah ada jauh sebelum pendeklarasiannya sebagai Kampung Toleransi. Ketua Kampung Toleransi Gang Luna Dede Taryono menceritakan ihwal kerukunan di gang tersebut.

"Sebelum dideklarasikan sebagai Kampung Toleransi, di sini memang tingkat toleransi dan kebersamaan dalam bermasyarakat sangat tinggi sekali walaupun berbeda-beda keyakinan. Ada Kristen, Katolik, Buddha, Islam, dan Hindu. Walaupun Hindu cuma beberapa orang, ketika ada kegiatan yang berifat kemasyarakatan dan wilayah, seluruh warga sangat berpartisipasi," terangnya.

Senada, Sekretaris Kampung Tolernasi Jahja Kosim turut menyampaikan bahwa sikap toleransi di Gang Luna bukan semata hadir setelah peresemiannya, melainkan sudah tertanam sejak dahulu kala.

"Saat mengundang sesepuh yang dulu aktif di karang taruna RW 04 ini, cerita yang didapat adalah tempat ibadah dari berbagai keyakinan yakni ada masjid, gereja, dan wihara ini sudah ada sejak mereka (sesepuh) tinggal di sini," katanya.

Kosim juga menerangkan bahwa ketika adanya perayaan hari besar keagamaan baik Islam maupun non-Islam, baik secara finansial maupun jasa, masyarakat di sana saling bantu dan mendukung kesuksesan acara satu sama lain.

"Di sini jika ada perayaan Natal, masyarakat lain dari Muslim, Buddha, Hindu, dan Khonghucu membantu mengamankan dan menjaga lalu lintas. Sebaliknya, kalau Imlek, umat Islam dan agama lain juga ikut mengamankan. Kegiatan seperti ini sudah biasa dilakukan orang tua dulu," paparnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun