Mohon tunggu...
Apia Renwarin
Apia Renwarin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Apia Renwarin : universitas pendidikan Muhammadiyah Sorong Hoby : olahraga Kegiatan : modul Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Kampung Toleransi Jalan Luna

7 November 2022   21:11 Diperbarui: 7 November 2022   21:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 28 September 2022. Pada kegiatan modul Nusantara kali ini kami berkunjung ke kampung toleransi di jln luna yang berada di kota Bandung. Pada kegiatan ini juga kami dan masyarakat dari kampung toleransi melakukan dan melaksanakan kegiatan kita yaitu jalan santai. 

Sangat seruh karenah masyarakat dari kampung toleransi saat kompak dan ikut semangat untuk melaksanakan jalan santai. 

Jalan santai ini bukan hanya di ikutin oleh kami mahasiswa pertukaran mahasiswa 2. Tetap seluruh masyarakat dari kampung toleransi ikut berpartisipasi juga dalam kegiatan ini mulai dari anak-anak hingga orang tua. Setelah kegiatan jalan jalan santai kami selesai. 

Kami pun ikut serta dalam acara pentas yang di adakan di kampung toleransi tersebut. Kami segenap mahasiswa pertukaran tidak mau membuang kesempatan di kampung toleransi. Maka dari itu kami di bagi menjadi beberapa kelompok untuk mewawancarai masyarakat yang ada di kampung toleransi tersebut.

Sejumlah rumah ibadah dari beragam keyakinan di Gang Luna diketahui saling berdekatan. Terdapat empat gereja, empat wihara, dan dua masjid di Kampung Toleransi ini.

Empat gereja tersebut adalah gereja Pantekosta, gereja Rehoboth Ebenhaezat, gereja Bethseda, dan gereja Jemaat Kristus. Empat wihara di antara lain, wihara Yasodhara, wihara Terang Hati, wihara Aman, dan wihara Ratnapani. Terakhir, dua masjid yang terdapat di Kampung Toleransi Gang Luna adalah masjid Al-Amin dan masjid Al-Asror.

Gereja Pantekosta berlokasi di Jalan Pagarasih No 136. Gereja Rehoboth Ebenhaezat terletak di Gang Luna IV No 11. Gereja ini berdekatan dengan Masjid Al-Asor. Gereja Bethseda terletak di Gang Luna No 10. Terakhir, gereja Jemaat Kristus Indoneisa terletak di Gang Luna NO 9, berdekatan dengan gereja Bethesda. 

Wihara Yasodhara terletak di Jalan Pagarsih No 158. Wihara Yasodhara Merupakan wihara terbesar di RW 04 ini. Wihara Terang Hati terletak di Jalan Pagarasih No 128. Terakhir, wihara Aman terletak di Gang Luna No 10 berdekatan dengan gereja Bethesda. Wihara Ratnapani terletak di Gang Luna IV No 6.

Masjid Al-Amin terletak di Gang Luna dekat sungai menjadi batas wilayah Gang Luna dengan wilayah lainnya. Masjid Al-Asror terletak di Gang Luna IV No 15 letaknya di antara gereja Rehoboth dan wihara Ratnapani.Peresmian Kampung Toleransi Gang Luna

Kampung Toleransi Gang Luna diresmikan pada 20 Agustus 2017 oleh Wali Kota Bandung yang menjabat saat itu, Ridwan Kamil. Acara peresmian berlangsung di lapangan Monek yang lokasinya tidak jauh dari gedung serbaguna RW 04, Kelurahan Jamika. Ridwan Kamil mendatangi langsung Gang Luna kemudian menandatangani monumen berbentuk batu yang disanggah keramik putih sebagai ciri khas Kampung Toleransi RW 04 tersebut. 

Adapun acara peresmian tersebut dibuka pada pukul 16.30 WIB dengan penampilan barongsai dari perwakilan wihara di gang tersebut. Dilanjut dengan menyanyikan lagu Indoneisa Raya yang dibawakan oleh paduan suara dari gereja Bethesda dan diikuti oleh Ridwan Kamil juga warga setempat. 

Kemudian, sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua Kampung Toleransi, Lurah Kelurahan Jamika, Ketua Kecamatan Bojong Loa Kaler, dan Ridwan Kamil. Dilanjut dengan penandatanganan monumen Kampung Toleransi oleh Ridwan Kamil.

Praktik toleransi di Gang Luna

Sikap rukun bergama di Gang Luna diketahui sudah ada jauh sebelum pendeklarasiannya sebagai Kampung Toleransi. Ketua Kampung Toleransi Gang Luna Dede Taryono menceritakan ihwal kerukunan di gang tersebut.

"Sebelum dideklarasikan sebagai Kampung Toleransi, di sini memang tingkat toleransi dan kebersamaan dalam bermasyarakat sangat tinggi sekali walaupun berbeda-beda keyakinan. Ada Kristen, Katolik, Buddha, Islam, dan Hindu. Walaupun Hindu cuma beberapa orang, ketika ada kegiatan yang berifat kemasyarakatan dan wilayah, seluruh warga sangat berpartisipasi," terangnya.

Senada, Sekretaris Kampung Tolernasi Jahja Kosim turut menyampaikan bahwa sikap toleransi di Gang Luna bukan semata hadir setelah peresemiannya, melainkan sudah tertanam sejak dahulu kala.

"Saat mengundang sesepuh yang dulu aktif di karang taruna RW 04 ini, cerita yang didapat adalah tempat ibadah dari berbagai keyakinan yakni ada masjid, gereja, dan wihara ini sudah ada sejak mereka (sesepuh) tinggal di sini," katanya.

Kosim juga menerangkan bahwa ketika adanya perayaan hari besar keagamaan baik Islam maupun non-Islam, baik secara finansial maupun jasa, masyarakat di sana saling bantu dan mendukung kesuksesan acara satu sama lain.

"Di sini jika ada perayaan Natal, masyarakat lain dari Muslim, Buddha, Hindu, dan Khonghucu membantu mengamankan dan menjaga lalu lintas. Sebaliknya, kalau Imlek, umat Islam dan agama lain juga ikut mengamankan. Kegiatan seperti ini sudah biasa dilakukan orang tua dulu," paparnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun