Kedatangan Sri Paus Franciscus ke Indonesia sejak tanggal 3 sampai 6 . Dari beberapa hari kunjungannya itu, beliau bertemu dengan beberapa pihak dan mengunjungi beberapa tempat. Semisal bertemu dengan Presiden Republik Indonesia di Istana Negara. Lalu bertemu dengan para uskup, imam dan para kataketis dan warga di gereja Katedral Jakarta.
Pada hari ini, Sri Paus bertemu dengan para tokoh beberapa agama di Indoensia termasuk dari Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Mereka menorehkan deklarasi Istiqlal yang memberi pesan soal pentingnya kerjasama dalam mewujudkan kedamaian dunia.
Sejak awal kedatangan Sri Paus memang terlihat bagaimana keberagaman Indonesia ditunjukkan dan Sri Paus mengapresiasi itu. Semisal pada anak-anak yang berpakaian dari Papua dan Jawa yang membawa buket bunga untuk diserahkan kepada Sri Paus. Lalu ada bincang-bincang Sri Paus dengan puluhan pemuda di gereja Katedral, sesaat setelah dia bertemu dengan para iman dan uskup.
Salah satu pemuda yang bertemu dengan paus yaitu guru muda muslim yang berasal dari Buton - Sulawesi Tenggara  yang merupakan volunteer dari Scholas Occurrentes bernama Ana Nuraulia. Dia tidak bisa menyembunyikan haru saat bertemu dengan Sri Paus. "Saya mengambil peran sebanyak mungkin, semampu saya di setiap lini masa kehidupan, agar saya dapat mengisi dunia pendidikan dan menyebar luaskan pentingnya edukasi untuk menuntaskan kemiskinan," kata Ana sambil sesekali mengusap airmatanya di hadapan Paus Fransiskus, di Graha Pemuda Katedral, Rabu (4/9/2024).
Menurutnya, itu adalah sesuatu yang special buat dia. Bukan sekadar pengalaman, namun baginya itu sebuah transformasi yang luar biasa dan pertama kali baginya. Dia yang muslim itu, Â mengunjungi dan masuk dalam ruang pertemuan gereja Katedral. Dan secara special juga, dia mendapati Masjid Istiqlal, tempat dia beribadah ada di depan matanya juga. Seperti diketahui bersama, gereja Katedral berada di depan masjid istiqlal dan keduanya dihubungkan oleh terowongan. Dia mengaku banyak belajar soal nilai toleransi dan kesederhanaan.
Kedatangan Sri Paus sejatinya memang memberi nuansa berbeda terhadap banyak hal. Bukan saja soal kesederhanaan yang ditampakkan secara nyata oleh pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia, namun juga soal bagaimana kita bisa menangkap makna toleransi dengan gaung yang berbeda. Kita tahu umat Katolik tidak hanya berasal dari suku-suku di Indonesia bagian timur saja, tapi juga dari seluruh wilayah Indonesia. Â Sri Paus juga melihat Indonesia dengan begitu banyak keberagaman, dan menghargainya sebagai bentuk anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan kepada rakyat Indonesia.
Semoga kita semua bisa memaknai kedatangan Sri Paus dengan kacamata toleransi yang berbeda dengan sebelumnya. Dan ini kiranya dapat memperkuat relasi Islam dan Kristen untuk mengikis stereotipe yang selama ini ada.