Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Panjang Pembangunan Jalan Deandels di Indonesia

21 Maret 2024   08:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   08:02 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://regional.kompas.com/read/2022/04/24/192910478/sejarah-jalan-daendels-di-jalur-pantai-selatan-jawa)

Pembangunan Jalan Deandels, yang dinamai dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Deandels, merupakan bagian penting dari sejarah infrastruktur di Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Jalan Deandels, yang kemudian dikenal sebagai Jalan Raya Pos, adalah proyek besar yang dimulai pada awal abad ke-19 sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas antara kota-kota utama di pulau Jawa. Proyek ini dimulai pada tahun 1808 dan dikerjakan dengan menggunakan tenaga kerja paksa.

Jalan Deandels memiliki signifikansi penting dalam sejarah transportasi di Indonesia karena menjadi jalur utama yang menghubungkan Batavia (sekarang Jakarta) dengan kota-kota penting seperti Bogor, Cianjur, dan Bandung. Pembangunan jalan ini memfasilitasi perdagangan, administrasi kolonial, dan perjalanan orang-orang di wilayah Hindia Belanda. Selain itu, Jalan Deandels juga berperan dalam memperluas pengaruh Belanda di Jawa Barat.

Meskipun pembangunan jalan ini memberikan manfaat dalam hal pengembangan ekonomi dan administrasi kolonial, proses pembangunannya tidak lepas dari kontroversi. Pekerja paksa yang digunakan dalam proyek ini seringkali mengalami eksploitasi dan kondisi kerja yang keras, menyebabkan banyak korban jiwa. Selain itu, pembangunan jalan ini juga memicu perlawanan dan pemberontakan lokal terhadap kekuasaan kolonial.

Seiring berjalannya waktu, Jalan Deandels mengalami perluasan dan pemeliharaan, dan masih menjadi bagian integral dari sistem jalan raya Indonesia hingga saat ini. Meskipun bercorak sejarah penjajahan, Jalan Deandels menjadi saksi perkembangan infrastruktur di Indonesia dan meninggalkan warisan yang terus dirasakan dalam sistem transportasi modern di negara ini.

Latar Belakang Dibangunnya Jalan Deandels

(https://historia.id/kuno/articles/sepuluh-fakta-di-balik-pembangunan-jalan-daendels-dari-anyer-ke-panarukan-6ae2W)
(https://historia.id/kuno/articles/sepuluh-fakta-di-balik-pembangunan-jalan-daendels-dari-anyer-ke-panarukan-6ae2W)

Pembangunan Jalan Deandels memiliki latar belakang yang berkaitan erat dengan kebutuhan administratif dan ekonomi Hindia Belanda pada masa penjajahan. Berikut adalah beberapa faktor latar belakang pembangunan jalan tersebut:

1) Kebutuhan akan Akses yang Lebih Baik: Pada awal abad ke-19, Hindia Belanda sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama di pulau Jawa. Untuk mendukung pertumbuhan ini, diperlukan jaringan transportasi yang lebih baik antara kota-kota utama. Jalan Deandels dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas antara Batavia (sekarang Jakarta) dengan kota-kota penting di Jawa Barat seperti Bogor, Cianjur, dan Bandung.

2) Penguatan Kontrol Kolonial: Pembangunan jalan raya tersebut juga merupakan bagian dari upaya Hindia Belanda untuk memperluas dan memperkuat kekuasaannya di wilayah Jawa. Dengan membangun infrastruktur yang memudahkan mobilitas pasukan militer, pejabat pemerintah, dan barang-barang dagangan, Belanda berharap dapat memperkuat kendali kolonial mereka di wilayah tersebut.

3) Meningkatkan Perdagangan: Jalan Deandels juga dirancang untuk meningkatkan perdagangan dalam negeri di Hindia Belanda. Dengan meningkatkan konektivitas antara kota-kota penting, Belanda dapat memperlancar aliran barang dagangan, baik yang diproduksi lokal maupun yang diimpor, yang kemudian akan mendukung ekonomi kolonial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun