***
Putra Hardian Utama adalah salah satu siswa yang bersekolah di tempat yang sama dengan Fira. Baik Fira maupun Putra sama-sama aktif di organisasi sekolah. Beberapa kali juga keduanya sempat terlibat dalam acara-acara yang diadakan sekolah, sehingga wajar saja jika Fira cukup berani menyapa Putra sore itu.Â
"Jadi sekarang kamu tinggal di sini?" tanya Fira setelah kursusnya selesai sore itu. Keduanya kini sedang menikmati pertandingan basket di lapangan yang tepat berada di depan tempat kursus. Beberapa menit sebelumnya Putra bercerita tentang ayahnya yang dipindahtugaskan ke daerah.
 "Iya. Aku malas harus pindah sekolah. Jadi kuputuskan untuk tinggal di rumah Nenek saja."
Fira hanya manggut-manggut mendengar jawaban Putra.Â
"Kamu sendiri, kenapa tertarik dengan menjahit? Kupikir selama ini kamu hanya suka dunia tulis-menulis," Putra balik bertanya pada Fira.Â
Fira diam sejenak. Sejak kelas 9 ia memang sudah tergabung di klub menulis sekolah. Bahkan untuk sekarang, dia termasuk dalam jajaran pengurus inti majalah sekolah yang terbit setiap bulan. Jadi wajar saja kalau sosoknya cukup dikenal di lingkungan sekolah.
"Yah, mau mencoba hal yang baru aja. Boleh-boleh saja, kan?" jawab Fira kemudian sambil tersenyum.
***
Fira mengacak-acak rambutnya. Diliriknya jam yang menempel di dinding. Sudah hampir tengah malam, dan tugas yang diberikan Oma Nani masih belum bisa diselesaikannya. Tugasnya sederhana saja sebenarnya. Fira hanya diminta menjahit jelujur pada kain yang sudah dipotong sesuai pola. Polanya sendiri sudah dibuat denagn ukuran tubuhnya dan ditempelkan pada kain.Â
Meski terlihat gampang, kenyataannya Fira mengalami kesulitan dalam menjahit pola ini, terutama untuk bagian lengan. Entah sudah berapa kali ia merombak jahitannya karena lengan yang dijahit tidak mau tersambung dengan benar. Kalau sudah begini jelas Fira lebih senang disuruh menulis lima artikel untuk majalah sekolah.Â