Mohon tunggu...
Anto Medan
Anto Medan Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Ayuk.......

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dirjen Pajak: Tidak, Pak! Dirjen BC: Siap, Pak!

12 November 2015   21:23 Diperbarui: 13 November 2015   08:37 7051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Nah, beredar ceritanya begini. Ternyata kedua dirjen dipanggil secara pribadi oleh Presiden. Entah siapa yang dipanggil duluan, tetapi ketika Dirjen Pajak menghadap, maka Presiden menugaskan target penerimaan. Dengan tegas, Dirjen Pajak mengatakan tidak bisa. Dengan alasan yang memang logis dan masuk akal, Dirjen menjelaskan secara singkat, sistematis, logis dan tegas. Presiden pun menerima pendapat dari Dirjen Pajak. (pendek cerita, ekonomi yang lesu menjadi alasan yang benar dan bisa diterima)

Kemudian ketika Dirjen BC menghadap Presiden. Ketika Presiden meminta target-target yang ingin dicapai, maka Dirjen BC, yang mungkin karena dalam masa pendidikan dulu pernah dilatih Kopassus dengan gagahnya menjawab,"Siap, Pak.!" Disambung lagi dengan, "Siap, Pak!"

Beredar kabar, atensi dari Pak Presiden adalah tekstil dan produk turunannya, produk makanan, terutama bahan pokok. Kemudian membatasi produk dari RRT. Juga target penerimaan. Begitu selesai pertemuan, maka Dirjen BC mengumpulkan petinggi2 BC dari seantero pelabuhan besar. Dan menyampaikan atensi Presiden. Karena pernah dilatih kopassus, mungkin Dirjen BC menyampaikan dengan tegas ala militer, berikut dengan ancaman2 apabila atensi tidak dilakukan. Maka tercekamlah para petinggi2 BC.

Hmm...., kalau benar, maka sangat disayangkan sepertinya Presiden sedang ada pembisik yang tidak mengerti masalah. Bea Cukai, selain sebagai pemungut bea dan cukai, juga adalah penjaga pintu gerbang impor dan ekspor. Merekalah yang menjaga jangan sampai masuk berbagai barang yang dilarang dan dibatasi. Sehingga, kita, sebagai negara yang tidak bisa hidup menyendiri, haruslah membeli dan menjual barang ke luar negeri, sangatlah bergantung kepada petugas BC supaya segala macam penyelundupan dapat diberantas.

Produk apa pun tidak perlu diatensi, kecuali senjata api dan narkoba. Produk lainnya, hanya perlu diatensi proses impor dan ekspornya. Kita tidak bisa mengatensi produk tertentu. Saya tidak akan heran kalau akhirnya petugas BC demi menyenangkan Dirjennya, akhirnya membuat semua produk impor tekstil 'bermasalah'. Apakah di NHI - lah, atau dinotul-lah, atau pergeseran jalur jadi merah. Dan itu semua bukanlah proses yang mendidik. Petugas BC dipaksa menjadi otoriter, tanpa didukung oleh data dan fakta yang kuat. Dan kalau ada yang nakal di lapangan, maka inilah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji.

Yang kedua, kita sama sekali tidak boleh mengatensi produk dari suatu negara. Apalagi produk RRT! Tidak tahukan Presiden, masa depan dunia itu di negara yang kita sebut RRT? Lagi pula, tidak ada alasan logis, apa yang perlu diatensi dari sana?


Dan ada satu lagi hal yang aneh, impor diminta dikurangi. Tetapi target penerimaannya dinaikkan. Ini bener-bener gendheng. Dua target yang hanya bisa dicapai satu. Tidak bisa dicapai dua2nya. Karena adalah hal yang berlawanan. Kalau impor dikurangi, tentu bea masuk akan berkurang. Agak kurang nyambung saya di sisi yang ini.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09/22/170524926/Wapres.Kalla.Impor.Harus.Dibatasi.untuk.yang.Penting.Saja

Sebaiknya, Dirjen BC dengan gagahnya, sekali lagi menghadap Presiden dan menjelaskan bahwa Target dan Atensi yang diminta Presiden perlu direvisi.

Begini saja, Pak, omongnya: "Pak, izin, volume impor tahun ini hanya mencapai (sekian) persen dari tahun lalu, sehingga dengan menurunnya volume impor, maka target yang bisa kita capai dari bea masuk tidak akan tercapai. Hanya bisa mencapai (sekian). Itu pun sudah terbantu karea kurs dolar yang tinggi, tetapi tergerus oleh pembebasan bea masuk karena pemakaian Certificate of Origin, sesuai kesepakatan FTA. Mohon maaf, Pak."

"Pak Presiden, untuk proses importasi dan eksportasi, sudah kita atensi proses impor dan proses ekspornya. Banyak tempat-tempat yang rawan penyelundupan telah berhasil kita awasi sampai titik maksimal.  Kami targetkan tidak ada lagi penyimpangan dan produk yang diimpor dan diekspor sesuai aturan yang berlaku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun