Hamas bukan hanya gerakan perlawanan, tetapi organisasi dengan ideologi Islamisme teokratik yang menginginkan pembentukan negara Islam berdasarkan hukum syariah.
Dalam Piagam Hamas (1988) yang secara eksplisit menyerukan kehancuran Israel, terdapat banyak unsur antisemitisme, glorifikasi jihad, dan penolakan terhadap solusi dua negara.
Hamas secara sistematis menggunakan propaganda agama dan indoktrinasi radikal, terutama kepada anak-anak dan remaja, yang memperkuat siklus kekerasan dan kebencian.
Mengabaikan dimensi ini bisa membuat analisis Chomsky tampak naif atau tidak lengkap. Menyederhanakan Hamas hanya sebagai produk penjajahan mengaburkan fakta bahwa kelompok ini juga melakukan pelanggaran HAM dan represi terhadap rakyat Palestina sendiri, khususnya di Gaza.
- Kekerasan dan Represi Internal oleh Hamas
Di bawah kekuasaan Hamas, warga Gaza mengalami represi politik, pelanggaran hak-hak perempuan, penindasan terhadap oposisi, dan pengekangan kebebasan berekspresi.
Praktik eksekusi tanpa pengadilan, penyiksaan tahanan, dan kontrol moral berbasis agama kerap terjadi, namun minim mendapat sorotan dalam narasi Chomsky.
Kritikus berpendapat bahwa fundamentalisme agama dalam tubuh Hamas bukan hanya ancaman bagi Israel, tapi juga bagi masyarakat Palestina sendiri, terutama kaum muda, perempuan, dan kelompok minoritas.
- Ketidakseimbangan Moral dalam Kritik Chomsky
Sebagai seorang humanis dan pendukung HAM, Chomsky tampaknya tidak memberikan porsi kritik yang setara terhadap pelanggaran oleh Hamas dibandingkan dengan negara-negara Barat atau Israel. Ini menciptakan kesan bahwa:
Kekerasan negara dianggap lebih kejam, sementara kekerasan berbasis agama atau kelompok bersenjata dianggap sebagai perlawanan sah.
Dalam realitas konflik modern, baik kekerasan negara maupun kekerasan ideologis non-negara sama-sama menghancurkan dan tidak bisa dibenarkan.
Dengan tidak menyoroti ekstremisme agama sebagai elemen penting dalam konflik, Chomsky berisiko melemahkan daya analisis etisnya, terutama dalam konteks pluralisme dan nilai-nilai sekularisme yang ia sendiri junjung tinggi.
- Dampak Global Islamisme Militan