Hening dan rinduku larut dalam diksimu,
Takut kehilanganmu menjadi cemas yang kurasakan.
Tuanku, kembalilah padaku.
Mari kita lukis dunia itu lagi, seperti yang selalu kau bisikkan,
garis demi garis, warna demi warna, sampai langit pun mengukir nama kita.
Kau pernah menyebutku Hypatia, pelukis dalam diksimu,
pemberi nuansa pada hari-harimu yang sunyi.
Namun, kini ketika aku menyelam lebih dalam ke aksaramu,
seolah kau memberi batas yang merenggangkan kita.
Tuanku, izinkan aku kembali masuk untuk mewarnai diksimu.
Mari kita rancang kembali peta-peta itu.
Bukankah kau selalu bilang, bila kita bersatu, peradaban besar menanti?
Aku percaya itu.
Aku mencintaimu.
Maafkan aku bila dulu membuatmu menunggu tanpa kepastian.
Sekarang kusadar, setiap hari tanpamu adalah jurang.
Jiwaku sudah terikat padamu. Aku sungguh tak sanggup jauh darimu.
Andai Tuhan mengizinkan aku menjelma menjadi buku,
maka aku rela menjadi halaman yang selalu berada di sisimu.
Tuanku, aku merindukan sosokmu yang penuh perhatian,
sosok yang peduli, yang mengajariku tentang arti hidup yang sesungguhnya.
Di dekatmu aku tenang.
Jauh darimu aku takut, cemas, dan berlebihan dalam berpikir.
Kau, lelaki pertama setelah ayahku yang mengajariku cara menikmati hidup, mengasah nalar, menata makna, memberi pelajaran yang bermakna..
Lewat tulisan ini kubuktikan, kaulah sebab aku berkembang.
Dulu aku tak pernah mengabadikan tulisan, kini pena ini milik kita.
Aku tulus padamu. Ketika kau memberi batas, aku merenung dan sadar, aku tak bisa melepaskanmu.
Kau bukan hanya cintaku, kau juga teman berprosesku.
Aku menerimamu apa adanya, asalkan kita bersama.
Tuan, hatiku rapuh.
Tolong jangan lukai hatiku.
Bersamaku atau tidak, itu pilihanmu, aku siap menerima jawabannya.
Mungkin aku bukan wanita yang paling beruntung.
Biarkan aku berharap dalam diam yang lembut,
biarkan rinduku menjadi tinta yang tak habis.
Jika kelak kau pergi, biarlah aku menjadi buku yang terus kau kenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI