Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perjalanan di Kapal yang Membawa Pulang

6 April 2024   18:07 Diperbarui: 6 April 2024   18:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidak kenal nahkodanya siapa, tapi aku yakin ia sudah mahir membaca arah

Berkat ilmu yang ia taklukkan, akhirnya nahkodalah yang membawa penumpang

Menuju ke tempat pulang masing-masing orang

Cukup senang bila kapal disenggol ombak pelan hingga sangat panik bila sudah bergoyang lebih kencang 

***

Lucunya, aku selalu leluasa bercerita kepada setiap orang yang mengajakku berbicara


Cerita yang mengalir, seakan sahabat lama yang telah lama tidak berjumpa

Perjuangan demi perjuangan kulihat dan kusaksikan dari cerita sepintas lalu

Namun, aku senang mendengar cerita mereka, bola mataku mengerjap-ngerjap sangat takjub antusias 

***

Setiap momen di dalam kapal kupelajari

Segelas kosong lalu terisi penuh dari perjalanan beberapa jam setelahnya

Suara deru ombak mengiringi kami menuju persinggahan-persinggahan 

Hingga akhirnya menemukan tujuan pulang yang dinantikan

***

Satu hal yang pasti, pada akhirnya kita akan pulang

Pulang ke rumah yang selalu dirindui saat di rantauan

Demikianlah kehidupan, penuh pilihan yang harus ditempuh

Untuk sebuah hal yang dikejar di rantauan, yang semoga membuahkan hasil terbaik

***

Tak kuasa meyaksikan beragam kebahagian di depan

Tak sabar rasanya menapakkan kaki di rumah tempat ternyaman menjadi diri sendiri

Begitulah kehidupan, menyenangkan bila tidak banyak pikiran

Tak apa, semoga lelahmu sesuai harapan pasti, berbahagialah 

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang nyaman menjadi diri sendiri ketika di tempat ramai, ketika tidak satu pun orang yang mengenal siapa dirinya. Seperti seorang ekstrovert ulung, padahal sebenarnya introvert penuh ketakutan, minim bicara.

Namun, tatkala perjalanan pulang ia seketika dimantra, menjadi sosok yang lihai sekali berdongeng. Kendaraan andalannya pulang dari rantauan adalah kapal, karena hanya ini yang menyenangkan. Menemukan orang-orang yang juga tidak sungkan bercerita kepadanya saat di kapal, membuat ia juga lebih effort mengeluarkan suara, seru dan menyenangkan.

Penuh gelak tawa ketika menemukan sesama spesies aneh di kapal. Padahal, setelah ini adalah perpisahan. Ia pulang ke rumahnya dan mereka pulang ke rumahnya. Seakan-akan tidak ada hari esok, mereka habiskan cerita penuh hari ini, saling mengisi kekosongan.

Semoga puisi ini mewakili teman-teman semua. Tatkala perpisahan tiba, jangan lupakan kenangannya. Ingat, bahwa kita pernah saling mengisi sampai pada akhirnya memilih pulang ke tujuan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun